Pemerintah Cuan Triliunan Rupiah dari Booming Harga Komoditas
Ekonomi dan bisnis | 26 Oktober 2021, 09:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Naiknya harga komoditas selama beberapa waktu terakhir membawa berkah bagi Indonesia. Seperti diketahui, negara kita memiliki banyak sumber daya alam dan juga menjadi komoditas utama ekspor ke negara lain.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, booming harga komoditas membuat pendapatan negara dari sejumlah pos meningkat tajam.
Pertama, pendapatan dari bea keluar (BK) di mana realisasinya mencapai Rp22,56 triliun atau terbaik sepanjang sejarah Indonesia.
"BK melonjak 910,6 persen karena komoditas CPO dan logam dasar, batu bara nikel dan lain-lain," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita periode Oktober 2021, Senin (25/10/2021).
Baca Juga: Harga Minyak Kembali Cetak Rekor Tertinggi dalam Beberapa Tahun Terakhir
Kedua, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang sudah terealisasi 107,6 persen atau melewati target APBN menjadi Rp320,8 triliun.
"Ini didominasi dari SDA (Sumber Daya Alam) migas maupun non migas," ujar Sri Mulyani.
PNBP SDA Migas mencapai pertumbuhan 16,4 persen menjadi 82,7 persen dari target Rp75 triliun. Dipengaruhi oleh kenaikan Indonesia Crude Palm Oil (ICP) dalam 10 bulan terakhir yang sebesar 62,55 dollar AS per barel atau di atas rata-rata asumsi APBN.
Sementara PNBP non migas tumbuh 78,3 persen menjadi 119,8 persen dari target Rp29,1 triliun. Ditopang oleh kenaikan harga batu bara, emas, perak, tembaga, timah dan nikel. Harga Batu Bara Acuan dalam periode tersebut mencapai 102,3 dollar AS per ton.
Baca Juga: Ketua DPD Minta Syarat Kredit di Bank Dipermudah Agar Masyarakat Beralih dari Pinjol
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :