Percepat Transformasi Digital, Indonesia Gandeng Perusahaan Singapura Bangun Pusat Data di Batam
Ekonomi dan bisnis | 19 Oktober 2021, 09:50 WIBBATAM, KOMPAS.TV – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, sebuah perusahaan asal Singapura yakni Data Center First tengah membangun pusat data berkapasitas 30 megawatt di Kawasan Ekonomi Khusus Nongsa, Batam, Kepulauan Riau.
“Proyek pembangunan pusat data itu dapat menarik investasi langsung hingga 300 juta dollar AS,” ujar Menteri Airlangga lewat keterangan tertulis, Senin (18/10/2021).
Diketahui, investasi tahap pertama proyek yang diberi nama "Nongsa One" itu bernilai 40 juta dollar AS atau sekitar Rp 560 miliar. Airlangga berharap hal itu dapat mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan mempercepat transformasi digital Indonesia.
Pusat data Nongsa One berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa atau yang dikenal juga sebagai Nongsa Digital Park. Menurut rencana, listrik untuk Nongsa One akan dipasok dari dua gardu independen dalam jaringan distribusi listrik PLN.
KEK Nongsa ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2021. Kawasan itu berdiri di lahan seluas 166 hektar dan telah menjaring klien dari 100 perusahaan multinasional. Total realisasi investasi di sana mencapai Rp 16,2 triliun dan penyerapan tenaga kerja 1.530 orang.
Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Gan Kim Yong mengatakan, investasi Data Center First di Nongsa memperlihatkan peluang bagi operator pusat data di Singapura lainnya untuk melebarkan sayap ke negara tetangga.
Baca Juga: Bangun Pusat Data di Indonesia, Layanan Cloud Microsoft Sudah Dipakai Kementerian dan Startup
Lebih lanjut, CEO KEK Nongsa Mike Wiluan menjelaskan, pembangunan pusat data berkapasitas 30 MW itu menguatkan komitmen KEK Nongsa untuk menjadi jembatan digital guna menghubungkan Singapura dengan pusat pertumbuhan lain di Indonesia.
Ia berharap kolaborasi dengan Data Centre First akan menarik minat lebih banyak investor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Menurutnya, Batam adalah lokasi terbaik bagi perusahaan digital untuk mendirikan markasnya. Pertama, Batam adalah kota yang relatif aman dari bencana.
“Kedua, perusahaan digital dapat dengan mudah mentransfer data keluar dan masuk dari Indonesia melalui Batam karena terdapat banyak jalur kabel fiber optik bawah laut,” paparnya.
Melansir dari Kompas.id, sejak akhir 2020, industri fasilitas pusat data di Indonesia memang diproyeksikan akan tumbuh kian pesat. Fenomena itu, antara lain, dipengaruhi perkembangan ekonomi digital Indonesia yang meroket.
Laporan E-Conomy SEA 2021 yang dirilis oleh Google, Temasek, serta Bain & Company menyebutkan, nilai ekonomi digital Indonesia yang dihitung dari keseluruhan total penjualan serta volume transaksi melalui platform yang dimiliki perusahaan (GMV) mencapai 44 miliar dollar AS pada 2020. Nilai GMV ini diperkirakan bakal mencapai 124 miliar dollar AS pada 2025.
Baca Juga: Resmi Batasi Pintu Masuk Internasional, Menhub Tinjau Langsung Pelabuhan Batam
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Kompas.id