> >

Pemerintah Siapkan Rp266 Miliar untuk Bangkitkan Industri Film yang Terdampak Pandemi

Ekonomi dan bisnis | 4 Oktober 2021, 06:01 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat meninjau bioskop XXI di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, Minggu (3/10/2021). (Sumber: Kemenparekraf)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp266 miliar untuk industri perfilman. Dana itu berasal dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kemenparekraf, agar perfilman Indonesia bisa bangkit setelah terdampak pandemi.

Sandiaga mengatakan, Program PEN Film terbagi ke dalam 3 skema. Yaitu skema promosi, skema pembelian lisensi, dan skema produksi.

"Skema promosi bertujuan untuk membantu mempromosikan film-film Indonesia terpilih yang akan tayang atau film siap tayang. Skema promosi pada tahun ini diperuntukkan untuk 40 film panjang atau film layar lebar," kata Sandiaga dalam siaran persnya, Minggu (3/10/2021).

Kemudian, skema pembelian lisensi sebagai upaya memberikan apresiasi bagi pemilik film Indonesia dan meningkatkan ketersediaan film berkualitas. Serta, skema produksi untuk komunitas film pendek atau dokumenter daerah.

Baca Juga: Belum Ada Surat Izin, Satgas Tegur Bioskop Untuk Tutup

Pendaftaran untuk skema promosi sudah dibuka mulai dari 1-10 Oktober 2021 yang dapat diketahui lebih lanjut dengan mengakses penfilm.kemenparekraf.go.id.

Sementara itu, skema pembelian lisensi dan skema produksi masih dalam tahap pembahasan.

“Harapannya adalah ini bisa menggerakkan sektor perfilman, dan membuka lapangan kerja kembali seluas-luasnya,” ujar Sandi.

Hingga saat ini, sudah ada 1.164 layar bioskop yang sudah kembali dibuka. Jumlah itu bisa bertambah, jika hasil evaluasi menunjukkan bioskop tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Syaratnya, pengelola bioskop harus disiplin menerapkan protokol kesehatan standar, serta menjalankan aturan tambahan dari pemerintah.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU