Tak Miliki Daya Saing, Anggota Komisi IV DPR Minta KKP Benahi Rantai Produksi Perikanan Domestik
Ekonomi dan bisnis | 1 Oktober 2021, 16:31 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membenahi sistem rantai produksi perikanan dari hulu ke hilir dengan memberdayakan masyarakat setempat.
Johan menilai peningkatan daya saing produk hasil perikanan domestik masih belum optimal serta inovasi produk perikanan yang bisa memberikan nilai tambah bagi komoditas perikanan dalam negeri juga minim.
“Untuk itu, perlu betul-betul fokus dalam meningkatkan kualitas produk kelautan perikanan yang bermutu dan berdaya saing tinggi sesuai dengan standar perdagangan internasional,” ujarnya lewat siaran persnya, Jumat (1/10/2021).
Lebih lanjut, politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera tersebut menyebutkan, produk perikanan dari Indonesia diperkirakan baru mengisi sekitar tiga persen pasar ikan dunia.
Bahkan, potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun yang tersebar di wilayah perairan laut Indonesia dan perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
Baca Juga: Tuai Penolakan dari Nelayan, KKP Bakal Revisi Tarif Pungutan Perikanan
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mendorong produksi masif reefer container (peti kemas berpendingin) buatan dalam negeri guna meningkatkan kuantitas dan kualitas produk kelautan dan perikanan.
Kemenko Marves telah menguji coba purwarupa reefer cointainer buatan anak bangsa di Madiun, Jawa Timur, dengan kapasitas 1 ton, 2 ton, dan 5 ton.
Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Amalyos Chan sempat menjelaskan, reefer container tersebut sudah diujicobakan dan sudah dapat berfungsi dengan baik.
Adapun General Manager Inka Junaidi menyatakan pembuatan reefer container mengandung konten lokal yang telah disesuaikan juga dengan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian.
"Reefer container ini mengandung local content sebesar 71 persen. Dengan adanya hal ini, produksi reefer container ini mampu berkontribusi terhadap gencarnya Gerakan Bangga Buatan Indonesia," ungkapnya.
Reefer container menjadi salah satu cara meningkatkan produksi hasil produk perikanan dan kelautan. Dengan adanya reefer container, produk-produk sektor kelautan dan perikanan tangkap segar, mampu terus terjaga kualitasnya hingga sampai ke negara tujuan saat ekspor atau saat dikirim ke tiap daerah di Indonesia.
Baca Juga: KKP Panggil Pertamina terkait Kasus Darurat Tumpahan Minyak di Aceh
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV