Wow, Indonesia Bakal Bangun Bandar Antariksa, BRIN Beberkan Anggarannya
Ekonomi dan bisnis | 20 September 2021, 18:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) rencananya akan membangun bandar antariksa.
Menurut BRIN, Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan, sehingga membutuhkan media komunikasi berbasis satelit. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi keantariksaan untuk membangun komponen tersebut.
Melihat saat ini sedang tumbuh tren pasar satelit baik yang berukuran nano maupun mikro dengan berbagai kebutuhan, termasuk untuk remote sencing, pemetaan dan sebagainya.
“Wilayah Indonesia yang berada dekat garis khatulistiwa menjadi unggulan tersendiri sebagai lokasi strategis untuk peluncuran satelit, karena memiliki gravitasi yang rendah,” jelas Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, sepeti dikutip dari Kontan (20/9/2021).
Baca Juga: Sampah Medis Covid-19 Meningkat, BRIN Kembangkan Teknologi Pengolah Limbah
Ada dua lokasi yang menjadi kandidat utama lokasi pembangunan bandar antariksa yakni, Pulau Morotai Maluku Utara dan Pulau Biak Papua.
Pembangunan bandar antariksa merupakan amanat UU nomor 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan, yakni kegiatan peluncuran satelit dari Indonesia. Serta amanat Perpres nomor 49 tahun 2017 tentang Rencana Induk Keantariksaan yang mengamanatkan persiapan bandar antariksa skala kecil.
Handoko mengatakan, pembangunan bandar antariksa akan dimulai apabila telah dicapai kesepakatan dengan mitra konsorsium swasta pelaku industri peluncuran satelit.
“Saat ini kami sedang melakukan penjajakan dengan beberapa kandidat mitra dari dalam / luar negeri,” katanya.
Anggaran
BRIN menerangkan, kebutuhan alokasi pembiayaan tahun 2022 diperkirakan membutuhkan anggaran Rp200 miliar untuk pembangunan kantor, gedung integrasi dan pengujian.
Lalu, di tahun 2023 membutuhkan anggaran Rp800 miliar untuk pembangunan infrastruktur pendukung seperti, AWS, AIS, sistem komunikasi, ALE, Ionosonda CADI, Gedung Launch Control, Administrasi, Gedung Proses Propelan.
Selanjutnya pada tahun 2024, kebutuhan anggaran Rp50 miliar untuk pengoperasian awal bandar antariksa, pembangunan propelan cair fueling station.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyatakan, Komisi VII mendorong penuh rencana pembangunan Bandar Antariksa di Biak dan Observatorium Gunung Timau di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kami mendorong Indonesia bagian timur untuk memiliki pusat sains yang besar, khususnya keantariksaan yang maju. Seperti Bandar antariksa atau pusat roket Indonesia yang rencananya akan dibangun di Biak,” ungkapnya.
Baca Juga: Laksana Tri Handoko Sebut BRIN Bakal Berikan Dampak Ekonomi Bagi Masyarakat
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Kontan.co.id