2 Tahun Awal, Pabrik Baterai Listrik Korsel Boleh Impor Bahan Baku
Ekonomi dan bisnis | 16 September 2021, 16:15 WIBPabrik baterai kendaraan listrik itu berkapasitas 10 gigawatt hour (GWH). HKML sebagai perusahaan pemilik pabrik, merupakan gabungan konsorsium perusahaan Korsel seperti Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobil, dan LG Energy Solution
Serta konsorsium perusahaan RI yang terdiri dari Inalum, Antam, Pertamina, PLN, dan Contemporary Amperex Technology.
"10 giga hari ini adalah hanya bagian dari 9,8 miliar dolar AS (total investasi) tersebut, karena arahan Bapak Presiden bagaimana membalikkan pikiran. Jadi bukan hulunya dulu tapi hilirnya dulu yang kita mainkan," ungkap Bahlil.
Tahun lalu, Hyundai Group sudah membangun pabrik mobil listrik di Kota Deltamas, Cikarang Pusat, Jawa Barat. Investasi pembangunan pabrik itu senilai 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp21 triliun.
Baca Juga: Jokowi: Indonesia Negara Pertama di Asia Tenggara yang Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
"2022 bulan Mei paling lambat Insya Allah sudah memproduksi, jadi mobilnya sudah paten. Istilah Pak Menko (Luhut) itu patenkan barang itu," kata Bahlil.
"Mereka dipancing untuk masuk terlebih dahulu di sektor hulu untuk kemudian dikembangkan di hilirnya," tandasnya.
Pembangunan pabrik baterai EV milik PT HKML Battery Indonesia diresmikan Presiden Joko Widodo pada Rabu (15/9/2021) kemarin. Biaya pembangunan sebesar 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp15,62 triliun (kurs Rp 14.200).
Pabrik itu juga merupakan bagian dari nota kesepahaman antara Indonesia dengan Korsel terkait proyek investasi baterai EV terintegrasi, senilai 9,8 miliar dolar AS atau setara Rp142 triliun.
Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari
Sumber :