Indonesia Bisa Ikut Tentukan Kebijakan Pemulihan Ekonomi Global pada Presidensi G20
Ekonomi dan bisnis | 14 September 2021, 23:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia telah ditetapkan sebagai tuan rumah atau Presidensi G20 Tahun 2022. Keputusan ini ditetapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke-15 Riyadh, Arab Saudi, 22 November tahun lalu.
Dengan menjadi Presidensi G20, Indonesia memiliki kesempatan strategis untuk ikut menentukan arah dan desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pada masa pasca-Covid-19.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada konferensi pers persiapan Presidensi G20, Selasa (14/9/2021).
Kata Airlangga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri penutupan KTT G20 di Roma pada 30-31 Oktober 2021 mendatang. Pada kesempatan itu, Jokowi akan menerima secara resmi penyerahan tongkat estafet Presidensi G20 dari PM Italia kepada Presiden Republik Indonesia
"Dan pada 1 Desember Indonesia akan resmi menjadi Presidensi G20,” kata Airlangga.
Baca Juga: Indonesia akan Terima Presidensi G20 dari Italia akhir Oktober 2021
Menurut Airlangga, Presidensi G20 tersebut menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural, antara lain, melalui Undang-Undang Cipta Kerja dan pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF).
“Tentunya ini akan mendorong confidence dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan,” terang Airlangga.
Sementara dari aspek pembangunan sosial, Indonesia juga berpeluang mendorong topik terkait dengan produksi dan distribusi vaksin.
Indonesia juga terus mendorong agar vaksin menjadi global public goods serta aksesibilitas bagi masyarakat Indonesia dan negara berkembang yang berpendapatan rendah.
Penulis : Hedi Basri Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV