Ribuan Orang Positif Covid Masuk Pusat Belanja, DPR Minta Pemerintah Telusuri
Ekonomi dan bisnis | 14 September 2021, 10:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan ada 3.830 orang yang terdeteksi positif Covid-19, tapi masih berkeliaran ke tempat umum yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Termasuk mal.
Menanggapi temuan itu, DPR RI pun meminta pemerintah segera menelusurinya.
"Apakah karena yang bersangkutan atau laboratorium (tempat tes Covid) tidak lapor kepada Puskesmas. Kemudian Puskesmas tidak lapor ke kepala desa atau kepada lurah, lurah kepada satgas RT. Kemudian yang positif itu tidak termonitor oleh warga sekitar, tidak termonitor oleh satgas tingkat RT maupun kampung tangguh ataupun apapun namanya," kata Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo kepada media, Senin (13/9/2021).
Menurut Rahmad, aplikasi PeduliLindungi sebenar nya sudah bagus. Tapi masih perlu disempurnakan. Sehingga warga yang terdeteksi positif Covid tapi masih keluar rumah, bisa ditelusuri keberadaannya dan diisolasi.
Baca Juga: Hari Ini Dufan dan Unit Wisata Lain di Ancol Mulai Buka, Cek Syarat Masuknya
"Tapi yang menjadi kebocoran adalah yang perlu ditelusuri dan perlu pendalaman. Kenapa itu bisa sampai lolos yang positif berkeliaran di mal-mal," ujarnya.
Hal serupa juga pernah disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja.
"Pemerintah harus memastikan bahwa mereka tidak bebas berkeliaran di tempat-tempat umum sehingga tidak merepotkan dan tidak membahayakan masyarakat umum lainnya," kata Alphonzus dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/9/2021).
Di sisi lain, hal itu menunjukkan pusat belanja semakin aman. Lantaran ribuan orang ditolak masuk pusat belanja termasuk mall, karena mendapat notifikasi warna hitam saat memindai kode QR di pintu masuk.
"Pusat perbelanjaan selalu memberlakukan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, disiplin, dan konsisten. Pusat perbelanjaan menjadi salah satu fasilitas yang semakin aman untuk dikunjungi dan berbelanja," tuturnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :