Dorong Kuliner Dalam Negeri, Gernas BBI Harus Libatkan Lebih Banyak UMKM Pangan
Ekonomi dan bisnis | 13 September 2021, 16:28 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) harus lebih banyak melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan sehingga dapat berdampak nyata terhadap masyarakat.
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan, untuk menyukseskan gerakan tersebut perlu melibatkan aktor-aktor kunci. Mulai dari petani dan pengolah pangan hingga UMKM terkait. Kedua aktor tersebut harus terhubung dan sama-sama mendapat dukungan.
"Dengan lebih besar keterlibatan dari berbagai pihak tersebut di sektor pangan, maka produk berkualitas yang dihasilkan UMKM akan lebih dapat menjawab selera dan kualitas yang diinginkan konsumen, tentu saja perlu didahului oleh bahan baku berkualitas," ujar Said, Senin (13/9/2021).
Selain itu Said mengungkapkan, program Gerban BBI perlu mendapat apresiasi karena menguatkan produksi pangan dengan mendorong dari sisi permintaan. Pasalnya, dalam sektor pangan, tidak cukup hanya dengan mendorong dari sisi suplai atau pasokan produksinya semata.
Dengan demikian gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan permintaan pangan dari produksi dalam negeri sehingga mendorong produksi dalam negeri oleh petani dan UMKM pengolahan pangan.
"Gernas BBI sangat penting dan harus bisa mendorong perubahan pemahaman dan perilaku konsumen dalam negeri untuk lebih memilih produk dalam negeri," ujarnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Bendungan Paselloreng Bermanfaat untuk Dukung Lumbung Pangan Nasional di Sulsel
Terkait dengan kuliner Indonesia, baik dalam bentuk makanan maupun minuman, dinilai harus lebih banyak dititikberatkan pada jenis pangan lokal agar selaras dengan tujuan Gernas BBI seutuhnya.
Pakar kuliner dan chef senior, Yongki Gunawan, mengingatkan, di beberapa negara di Asia, seperti Korea dan Thailand, kurikulum masakan yang diajarkan lebih banyak ke hidangan lokal mereka. Namun, di Indonesia berbanding terbalik, 60-70 persen yang diajarkan masakan Barat.
"Bila terus dibiarkan seperti itu, maka generasi Nusantara mendatang hanya akan lebih mengenal masakan terkait Jepang, Korea, dan menu dari negara-negara Barat," tuturnya, dalam bincang Festival Pasar Laut Indonesia, bagian dari rangkaian acara Gernas BBI, diselenggarakan secara daring, Rabu (8/9/2021).
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Antara