> >

Sambut Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Omzet Penjualan Seragam Meningkat

Ekonomi dan bisnis | 9 September 2021, 09:21 WIB
Pedagang melayani pembelian seragam dan atribut sekolah di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (8/9/2021). (Sumber: Kompas.TV/Ant)

TULUNGAGUNG, KOMPAS.TV – Jelang pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) untuk jenjang SD, SMP dan SMA, omzet penjualan seragam  di toko-toko konveksi yang menjual setelan seragam maupun atribut sekolah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur meningkat.

 Hal itu ditunjukkan dengan toko-toko seragam yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmad, Kota Tulungagung, Rabu kemarin, dipenuhi puluhan orang yang mengantri untuk membeli seragam anaknya yang akan masuk sekolah mulai Kamis (9/9/2021).

Sejumlah pedagang mengungkapkan, permintaan seragam sekolah mulai ramai sejak tiga hari terakhir, tepatnya mulai Senin (6/9/2021) dimana beberapa SMA/SMK mulai melakukan ujicoba PTMT.

"Alhamdulillah penjualan saat ini boleh dibilang meningkat 100 persen," kata salah satu pemilik toko seragam yang lokasinya persis di depan SMPN 1 Tulungagung, Muhammad Nur Amprin, seperti dikutip dari Antara.

Menariknya, para pedagang ini menceritakan bahwa meski sudah menyiapkan stok seragam ternyata tak cukup memenuhi permintaan. Seperti toko milik Nur Ampirin yang sempat kehabisan stok sehingga calon pembeli harus beralih ke toko lain.

Dalam sehari, tokonya mampu menjual sekitar 170 stel seragam. Adapun, peningkatan ini mulai terjadi dalam 2-3 hari terakhir.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Bisa Dilaksanakan

"Sebelum ini, terutama selama pandemi ini sepi karena memang belum ada kebijakan sekolah masuk (pembelajaran tatap muka),” ujarnya.

Mengira dapat bantuan

Salah seorang  orang tua yang membeli seragam, Arisanti,  warga Desa Gedangsewu Kecamatan Boyolangu belanja seragam untuk anaknya yang kelas 7. Ia mengaku sengaja membeli seragam mendekati jadwal pelaksanaan PTMT karena sempat mengira siswa bakal mendapat jatah bantuan seragam yang disubsidi pemerintah.

Terlepas dengan itu, Arisanti mengaku senang dengan kebijakan akan ada pembelajaran tatap muka. Meski jumlahnya dibatasi, belajar di sekolah akan melatih anaknya untuk bersosialisasi dengan teman-temannya di kelas.

"Senang banget. Biar tidak stres, pikiran pusing kalau anak kelamaan tidak sekolah," katanya dengan ekspresi senang.

Diketahui, untuk harga seragam, ia harus merogoh kocek sekitar Rp 500 ribu per dua stel seragam. “Ini tadi satu 250 untuk satu warna (pramuka), satunya 210 (biru putih)," katanya.

Harga tersebut hanya seragam saja, belum termasuk atribut sekolah seperti topi, badge dan dasi.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf: Pemerintah Dukung Pembelajaran Tatap Muka Perguruan Tinggi

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU