Indonesia dan Uni Emirat Arab Segera Lakukan Perundingan Kerjasama Ekonomi
Ekonomi dan bisnis | 31 Agustus 2021, 08:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia dan Uni Emirat Arab bakal memulai perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (IUAE-CEPA).
Dengan adanya perjanjian ini, ke depan diharapkan tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan perdagangan barang dan jasa, tetapi juga bisa mendulang investasi.
Adapun peluncuran perundingan IUAE-CEPA akan dilakukan Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi dan Menteri Negara Bidang Perdagangan Luar Negeri UEA Thani bin Ahmed al-Zeyoudi pada 2 September 2021 secara hibrida di Bogor, Jawa Barat.
Keduanya akan menandatangani dokumen Pernyataan Bersama Para Menteri tentang Peluncuran Negosiasi IUAE-CEPA. Hal ini sekaligus menandai dimulainya perundingan IUAE-CEPA.
Diketahui, perundingan perdana akan digelar di Indonesia pada 2-4 September 2021.
Muhammad Lutfi mengatakan, IUAE-CEPA diharapkan dapat memperkuat hubungan kerja sama kedua negara di sektor perdagangan dan investasi. Hal ini tidak terlepas dari UEA yang merupakan mitra dagang dan investasi strategis bagi Indonesia.
Tak hanya itu, Indonesia juga akan memanfaatkan Dubai Expo 2020 yang akan digelar pada Oktober 2021 untuk menggenjot ekspor nasional ke UEA.
”Kedua upaya tersebut akan membuka peluang lebih besar bagi penetrasi produk-produk Indonesia tidak hanya di kawasan Timur Tengah, tetapi juga Afrika dan Eropa,” kata Lutfi melalui siaran pers di Jakarta, Senin (30/8/2021).
Baca Juga: Uni Emirat Arab Investasi Rp 140 T ke Indonesia Investment Authority
Nilai perdagangan
Pada 2020, total perdagangan RI-UEA senilai 2,93 miliar dollar AS. Total ekspor Indonesia ke UEA senilai 1,24 miliar dollar AS dan impor Indonesia dari negara tersebut senilai 1,68 miliar dollar AS.
Sementara, pada Januari-Juni 2021, total nilai perdagangan kedua negara mencapai 1,86 miliar dollar AS. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia senilai 850 juta dollar AS dan impor 1 miliar dollar AS.
Komoditas
Komoditas ekspor utama RI ke UE, antara lain, minyak kelapa sawit mentah, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis.
Sementara impor RI dari UEA di antaranya berupa produk setengah jadi besi baja, hidrokarbon acyclis, aluminium, logam mulia koloid, dan polimer propilena.
Dari sisi investasi, baru-baru ini Pemerintah UEA berkomitmen menggulirkan investasi senilai 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 140 triliun. Investasi itu ditempatkan pada Indonesia Investment Authority (INA), lembaga pengelola investasi milik Pemerintah Indonesia.
Pada 23 Maret 2021, Duta Besar Republik Indonesia untuk UEA Husin Bagis mengatakan, penempatan dana investasi itu merupakan arahan langsung dari Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan yang juga Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.
Investasi itu merupakan salah satu tindak lanjut dari komunikasi Presiden RI Joko Widodo dengan Mohammed bin Zayed al-Nahyan terkait perkembangan hubungan dan kerja sama kedua negara, dilansir dari Kompas.id.
Baca Juga: Industri Ekspor Bakal Didorong, Meski Ada Ancaman Varian Delta dari Mitra Dagang
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Kompas.id