> >

AS Tegang dengan China: Saling Balas Batasi Penerbangan

Ekonomi dan bisnis | 20 Agustus 2021, 17:44 WIB
Maskapai Penerbangan Amerikan Airlines. (Sumber: AP Photo)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Amerika serikat dan China saling berbalas membatasi penerbangan. Diketahui, Departemen Transportasi AS pada Rabu (18/8/2021) menyebutkan, akan membatasi beberapa penerbangan maskapai Tiongkok. Jumlahnya hingga 40 persen dari total kapasitas penumpang selama empat pekan.

Hal tersebut dilakukan AS, setelah sebelumnya China mengatakan kepada United Airlines pada 6 Agustus lalu otoritas Beijing menjatuhkan sanksi setelah menuduh lima penumpang yang melakukan perjalanan dari San Francisco ke Shanghai dinyatakan positif Covid-19 pada 21 Juli.

"Pembatasan tersebut pada satu penerbangan dari China-AS," sebut AS, dilansir dari Kontan.co.id (20/8/2021).

Menurut AS, pembatasan penerbangan dari China tersebut melanggar perjanjian udara antar negara. Selain itu, menempatkan kesalahan yang tidak semestinya pada operator sehubungan dengan pelancong yang dinyatakan positif Covid-19 setelah kedatangan mereka di China.

Baca Juga: Perlambatan Ekonomi di AS dan China Dipandang Bisa Hambat Pertumbuhan Ekspor Indonesia

Pihak Amerika juga menyebut, operator penerbangan tidak memiliki sarana untuk memverifikasi secara independen hasil tes Covid yang dituduhkan oleh otoritas China. Di samping itu, tidak ada cara untuk menentukan di mana atau kapan seorang pelancong mungkin tertular virus.

Oleh karena itu, AS akan memberlakukan batasan yang sama untuk empat penerbangan selama empat pekan. Masing-masing berasal dari Air China, China Eastern Airlines, China Southern Airlines Co dan Xiamen Airlines. Batasan datang karena banyak siswa China menuju ke AS untuk memulai kelas musim gugur.

Sejak pandemi Covid-19, China dan AS berselisih soal layanan udara. Bahkan, pada Juni tahun lalu, AS mengancam akan melarang penerbangan penumpang China setelah Beijing tidak segera menyetujui untuk memulihkan penerbangan maskapai AS.

Maskapai AS secara sukarela menghentikan penerbangan ke China setelah wabah virus korona merebak. Selama ini virus corona diyakini pertama kali terdeteksi di China.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Melonjak 4x Lipat Dibanding Bulan Juli

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kontan.co.id


TERBARU