Dorong Pemulihan Ekonomi Pesisir, Start Up "Aruna" Dapat Suntikan Dana Rp 500 Miliar
Ekonomi dan bisnis | 10 Agustus 2021, 16:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Usaha rintisan (Start Up) teknologi perikanan asal Indonesia, Aruna, mendapat suntikan 35 juta dollar AS atau sekitar Rp 500 miliar dari investor yang dipimpin Prosus dan East Ventures. Pendanaan tersebut bisa berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi di pesisir, khususnya masyarakat nelayan yang terdampak pandemi Covid-19.
Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty menyatakan, selain yang sudah disebutkan sebelumnya, dana itu akan digunakan untuk menjalankan inisiatif-inisiatif yang fokus pada isu keberlanjutan.
Aruna merupakan usaha rintisan teknologi yang menyediakan platform untuk memudahkan nelayan menjual hasil tangkapannya ke pasar global dan domestik. Solusi itu diharapkan mengurangi kesenjangan antara harga beli di konsumen akhir dan harga jual di tingkat nelayan kecil.
Selama ini, akses nelayan ke pasar relatif terbatas. Rantai pasok pun panjang. Akibatnya, nelayan kecil terpaksa menjual hasil tangkapannya dengan harga rendah. Situasi itu berdampak pada kesejahteraan nelayan.
Adapun menurut Utari, saat ini Aruna telah membangun lebih dari 40 pusat komunitas nelayan yang tersebar di 13 provinsi. Mayoritas berada di desa pesisir yang belum terjangkau perusahaan perikanan sejenis.
Baca Juga: Efektivitas Bantuan Perikanan Tangkap Laut Perlu Dievaluasi
Membuka lapangan kerja
Selain menampung hasil tangkapan nelayan, Aruna membuka lapangan pekerjaan bagi para perempuan di pesisir untuk mengolah hasil tangkapan tersebut.
”Kami sudah bekerja dengan berbagai pihak di ekosistem perikanan nasional untuk mendorong pertumbuhan perikanan yang lebih masif, seperti dengan industri pengolahan ikan, perusahaan distribusi dan logistik, untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat bersaing di pasar global dan domestik,” kata Utari dalam keterangannya, Senin (9/8/2021).
Dengan pendanaan tersebut, pihaknya berharap dapat memperluas dampak ekonomi dan sosial di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Aruna juga menyatakan membuka ruang kerja sama dengan pelaku industri guna mewujudkan misi menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang baik untuk semua.
Dengan luas laut mencakup 2/3 wilayah, pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia dinilai cukup prospektif. Sebagaimana sektor lain, perikanan terdampak segenap pembatasan akibat pandemi Covid-19. Namun, permintaan ikan justru tumbuh.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan, pada tahun 2020, ekspor produk perikanan Indonesia justru meningkat dibandingkan tahun 2019.
Peningkatan ekspor produk perikanan tersebut terjadi meskipun serapan ikan hasil tangkapan nelayan sempat anjlok di awal pandemi karena hambatan logistik.
Adapun sepanjang tahun lalu, ekspor perikanan Indonesia mencapai 1,262 juta ton atau senilai 5,203 miliar dollar AS. Volume itu meningkat 6,6 persen dibandingkan tahun 2019, sementara nilainya tumbuh 5,4 persen.
Baca Juga: Pemkot Kendari Serahkan Bansos Uang Tunai untuk 1.178 Nelayan Sebesar Rp 300 Ribu
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Kompas.id