PPKM Darurat Bakal Membuat Investor Properti Lebih Berhati-hati
Ekonomi dan bisnis | 6 Juli 2021, 07:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat bakal membuat investor sektor properti lebih berhati-hati dalam berinvestasi. Hal ini dikemukakan oleh Konsultan properti Colliers Indonesia, Steve Atherton.
"Dengan aturan baru PPKM Darurat 3-20 Juli, bahkan investor lokal akan sangat hati-hati," kata Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia, Steve Atherton, dalam rilis di Jakarta, Senin (6/7/2021).
Menurut Steve, dengan aturan baru tersebut maka pergerakan bisnis sektor properti akan lebih terlokalisasi. Selain itu, saat ini optimisme pasar properti masih tertahan sehingga akan lebih memilih langkah teraman.
"Meningkatnya penularan virus Covid-19 baru-baru ini melalui varian Delta hanya meningkatkan ketidakpastian pemulihan ekonomi dan pasar properti," tuturnya
Baca Juga: Ini 3 Kriteria Proyek yang Jadi Prioritas Satgas Percepatan Investasi
Sebelumnya, pengamat properti sekaligus CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda menilai masyarakat masih menyimpan potensi daya beli terhadap sektor properti di era pandemi.
“Hal ini dipercaya karena daya beli tidak sepenuhnya habis. Banyak masyarakat yang masih menyimpan potensi daya beli, meskipun menjadi terhambat dan memilih untuk wait and see yang lebih lama lagi," kata Ali dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Menurut riset independen yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch, pandemi yang mewabah sejak awal 2020 berdampak besar terhadap perekonomian nasional, termasuk sektor properti yang mengalami kontraksi cukup dalam.
Ali menjelaskan, daya beli semua golongan masyarakat terganggu dan menurun. Para pengembang dihadapkan pada ketahanan daya tahan tiga sampai enam bulan.
Jika kondisi tidak membaik, banyak pengembang khususnya skala menengah bawah yang akan menghadapi seleksi alam pengembang.
Sementara itu, Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Adi Setianto optimistis terhadap pertumbuhan sektor properti pada tahun ini setelah sempat lesu akibat pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
"Kami berharap dengan berjalannya Program BP Tapera dapat membantu menaikkan gairah sektor properti dan membantu masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia untuk memiliki hunian," ujar Adi melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (7/6/2021).
Ia menerangkan bahwa saat ini,, BP Tapera fokus untuk beroperasi penuh, dimulai dengan pembiayaan perumahan untuk 51.000 unit rumah peserta Tapera Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang tahap pertama diutamakan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca Juga: Dinilai Belum Jelas, Pelaku Swasta Ragu Berinvestasi di Kawasan Ibu Kota Baru
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV