> >

Grup Bakrie akan Garap Bisnis Bus Listrik

Ekonomi dan bisnis | 26 Juni 2021, 18:03 WIB
Transjakarta Mulai Uji Coba Bus Listrik Balai Kota-Blok M (Sumber: KOMPAS.com/Stanly)

JAKARTA, KOMPAS.TV – PT Bakrie & Brothers Tbk akan turut terjun menggarap bisnis kelestarian atau sustainability, yakni angkutan besar (heavy mobility). Adapun, modal yang dikucurkan sekitar Rp1,23 triliun untuk mengimpor bus listrik dan membangun pabrik yang menopang fasilitasnya serta pengembangan pembangkit listrik tenaga surya.

Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya Bakrie menilai, pandemi Covid-19 telah menimbulkan gelombang tren bisnis kelestarian.

”Pangsa pasar yang bisa diraih dari bisnis sustainability tersebut mencapai kira-kira 200 kali lipat dibanding aset dan revenue korporasi saat ini,” ujarnya saat konferensi pers yang diselenggarakan secara daring, Jumat (25/6/2021).

Melalui anak usaha PT Bakrie Autoparts, korporasi menggarap proyek pengadaan bus listrik bernama VEKTR. Pada 2030, perusahaan menargetkan dapat menjadi salah satu produsen bus listrik (original equipment manufacturer).

Baca Juga: Perusahaan Bakrie Berutang Rp75 Miliar ke KFC

Saat ini, PT Bakrie Autoparts memegang izin merek BYD Automobile, sebuah perusahaan otomotif asal China. Anindya menyebutkan, perusahaan menjalin relasi antarbisnis dengan BYD Automobile dengan mengimpor bus listrik yang tetap memenuhi ketentuan tingkat komponen dalam negeri.

Dia menyebutkan, belanja modal untuk mengimpor bus listrik pada 2021 mencapai USD30 juta atau sekitar Rp433,4 miliar. Korporasi juga menyiapkan USD50 juta atau senilai Rp722,3 miliar untuk membangun pabrik penyokong bus listrik.

Sumber dana

Sumber pendanaan berasal dari arus kas internal serta kerja sama dengan perbankan dan vendor.

Presiden Direktur PT Bakrie Autoparts Dino A Ryandi memerinci, korporasi akan mendatangkan 100 bus listrik untuk PT Transjakarta sepanjang 2021. Jumlah bus listrik pada tahap pertama mencapai 30 unit dan sebanyak 20 unit di antaranya sudah terealisasi.

Selain itu, perusahaan akan mulai membangun pabrik perakitan di Bakauheni, Lampung, pada tahun ini. Dia menargetkan, pembangunan berlangsung selama 7-8 bulan sehingga dapat mulai beroperasi pada triwulan III-2022.

Demi menunjang pemanfaatan komponen lokal pada bus listrik, korporasi menggandeng PT Len Industri (Persero), PT Pindad (Persero), dan PT Barata Indonesia.

Potensi pasar yang ingin digarap oleh korporasi berorientasi pada target pemerintah dalam pengadaan kendaraan listrik, khususnya angkutan berat. Perusahaan memperkirakan, total pengadaan yang akan dilakoni Indonesia demi memenuhi komitmen Perjanjian Paris mencapai 2 juta bus listrik dan 5 juta truk listrik. Pengadaan ini setara dengan USD220 miliar.

Baca Juga: TransJakarta Uji Beban dan Kilometer Tempuh Bus Listrik Buatan Inka

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU