Dulu Dianggap Limbah, Kini Air Kelapa Sulawesi Utara Mulai Diminati Pasar Asia Tenggara
Ekonomi dan bisnis | 18 Juni 2021, 08:49 WIBDi samping itu, Donni juga mendorong petani dan pengusaha kelapa di Sulut untuk mengembangkan produk lain berorientasi ekspor, seperti sabut kelapa dan media tanam cocopeat.
”Kita harapkan volumenya bisa meningkat terus,” katanya.
Tantangan
Kendati begitu, pengembangan kelapa di daerah berjuluk ”Bumi Nyiur Melambai” ini bukan tanpa tantangan. Sulut adalah daerah dengan lahan perkebunan kelapa terluas kedua di Indonesia dengan total lahan 275.524 hektar. Namun, produktivitas kelapa di Sulut hanya berada di peringkat ketujuh nasional, yaitu 1.217 kg per hektar.
Terkait ini, Kepala Dinas Perkebunan Sulut Refly Ngantung menjanjikan dua program, yakni pengembangan perkebunan kelapa yang sudah ada dan meremajakan tanaman kelapa di Sulut dengan penyediaan bibit unggul.
Menurut Refly, komoditas perkebunan masih sangat penting bagi Sulut dengan sumbangan 21,7 persen produk domestik regional bruto (PDRB) provinsi selama 2020. Pertumbuhan ekonomi Sulut yang masih positif, yaitu 1,6 persen, selama pandemi Covid-19 pun ditopang oleh sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Baca Juga: BUMN Akan Memperkuat Model Bisnis Ekspor Produk Perikanan
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV