Surplus Neraca Perdagangan Mei Tertinggi Sepanjang 2021
Ekonomi dan bisnis | 15 Juni 2021, 12:43 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Selama 13 bulan berturut-turut, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus. Pada Mei lalu, nilai surplus bahkan berada di angka tertinggi sepanjang 2021, yaitu sebesar 2,36 miliar dollar AS atau sekitar Rp33,89 triliun.
Surplus terjadi di musim libur lebaran. Padahal biasanya, saat lebaran neraca perdagangan akan defisit akibat lonjakan impor barang konsumsi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus bulan Mei lebih tinggi dari surplus bulan April yang sebesar 2,19 miliar dollar AS.
"Kalau kita lihat pergerakan neraca perdagangan dari Januari hingga Mei 2021, maka kita lihat surplus Mei ini tertinggi sejak 2021," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/06/2021).
Baca Juga: Efek Ramadan dan Idul Fitri, Inflasi Mei Naik 2 Kali Lipat
“Capaian ini perlu diapresiasi, tentunya kita berharap ke depan neraca perdagangan kita akan mengalami surplus dengan tren yang lebih tinggi lagi,” tambahnya.
Rinciannya, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2021 sebesar 16,60 miliar dollar AS. Turun 10,25 persen dari bulan April 2021 yang sebesar 18,49 miliar dollar AS. Sedangkan secara tahunan, ekspor melonjak 58,76 persen dibanding Mei 2020.
Menurutnya, penurunan ekspor secara bulanan merupakan hal yang biasa terjadi setelah Lebaran. Berdasarkan sektornya, penurunan ekspor terjadi cukup dalam di sektor pertanian sebesar 30,06 persen. Dipicu turunnya tanaman obat, aromatik dan rempah-rempah, dan sarang burung.
Baca Juga: Harga Kedelai Impor Naik, Perajin Tempe Pilih Naikkan Harga Jual
Sedangkan ekspor pertambangan pada Mei 2021 meningkat 14,29 persen secara bulanan. Hal itu dipicu tingginya permintaan dan harga batu bara yang melonjak.
Sedangkan nilai impor tercatat 14,23 miliar dollar AS atau turun 12,16 persen dibanding April 2021, yang sebesar 16,20 miliar dollar AS. Sedangkan bila secara tahunan, impor juga melonjak 68,68 persen dibanding Mei 2020.
"Kenaikan ini dipicu kenaikan impor migas yang mencapai 213,61 persen," tutur Suhariyanto.
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV