> >

Dinas Pertanian Berencana Membuat Koperasi Untuk Petani, Bisa Tentukan Harga Bawang Merah Sendiri

Kebijakan | 10 Juni 2021, 12:56 WIB
Pekerja memilah bawang merah di gudang penyimpanan di Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu (5/6/2021). (Sumber: Kompas.id/Bahana Patria Gupta)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kelompok tani bawang merah yang ada, selama ini tidak berkuasa jika berhadapan dengan pedagang di pasar. Hal tersebut menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh petani.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi mengakui selama ini petani tidak memiliki posisi tawar terhadap pedagang. Pihaknya berencana membuat koperasi agar petani bisa bersama-sama menentukan harga sendiri.

"Saat ini pemkab Probolinggo sudah memiliki pasar Bawangan. Pasar ini menjadi pusat jual-beli bawang merah baik untuk pedagang kecil maupun eksportir. Di sini, petani bisa mengikuti harga pasar," jelas, dilansir dar Kompas.id (10//6/2021).

Sebelumnya, Suki (54), petani bawang merah asal Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, bercerita bahwa selama ini petani menanggung semua beban sendirian. Menurutnya, kelompok tani yang ada selama ini tidak berkuasa jika berhadapan dengan pedagang di pasar.

”Tidak bisa janjian menjual bawang merah dengan harga tertentu. Sebab, nanti kalau kita ngotot menahan bawang dengan harga tinggi, ternyata petani lain menjual dengan harga murah, bawang merah kita tidak laku,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Ada Jejaring Kerja Sama Antar Petani, Petani Bawang Merah Hadapi Persoalan Besar

Dinas Pertanian Jatim berupaya menciptakan stabilitas harga produk sayuran dengan memantau ketersediaan pasokan dan daya serap pasar melalui koordinasi lintas institusi.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, pengembangan usaha tani berbasis korporasi juga tengah digarap. Korporasi petani ini selain memberi jaminan pasar, berpotensi pula meningkatkan nilai tambah, daya saing, mengembangkan produk turunan. Selain itu, juga meningkatkan kesejahteraan petani dengan menghadirkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

"Semua daya itu diharapkan mampu menjawab tantangan pengembangan bawang merah yang hingga saat ini masih terkendala fluktuasi harga, ketersediaan komoditas di pasar, tata niaga, iklim, dan tata cara tanam yang bercirikan spesifik agroekosistem tempat bawang merah diusahakan," terang Hadi.

Baca Juga: Inovasi BPTP Sulut Budidaya Bawang Merah

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU