> >

Shopee Tutup 13 Jenis Barang Impor, Menteri Teten Apresiasi

Ukm | 18 Mei 2021, 19:49 WIB
Shopee (Sumber: Dok. Shopee)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta marketplace untuk membatasi penjualan produk impor.

Hal ini sebagai tindak lanjut instruksi tersebut, e-commerce Shopee pun menutup akses impor untuk 13 jenis barang.

Di antaranya adalah hijab, busana muslim, atasan muslim wanita, pakaian muslim pria, mukena, pakaian muslim anak, peralatan salat, batik sampai kebaya.

Teten pun mengapresiasi langkah Shopee tersebut. Ia berharap agar tindakan itu diikuti oleh marketplace lainnya.

Baca Juga: Viral Cuitan Pesanan Flash Sale Berujung Dibatalkan Sepihak, Ini Penjelasan Manajemen Shopee

"Hal ini agar tidak membunuh UMKM Indonesia. Ini perlu diapresiasi sebagai tindak lanjut antara pertemuan Kementerian Koperasi UMKM dan Shopee untuk menutup akses masuk 13 jenis barang atau produk dari luar negeri," kata Teten dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/05/2021).

Teten mengungkapkan, produk UMKM dalam negeri memiliki potensi senilai Rp300 triliun, sehingga perlu dukungan dari semua pihak agar bisa berkembang.

Sementara itu, Direktur Shopee Indonesia Handika Jahja mengungkapkan, pihaknya mengatasi produk impor dari sejumlah negara yang sebelumnya bergabung di sistem penjualannya seperti China dan Korea Selatan.

Baca Juga: Sarinah Kerja Sama dengan Perusahaan Duty Free Asal Swiss untuk Promosikan Produk UMKM

"Untuk negara mana saja yang dibatasi, ini dari seluruh negara dan penjual dari luar negeri ditutup untuk menjaga penjual lokal di tanah air. Untuk total toko yang ditutup masih terus dikalkulasi karena penutupan dilakukan setiap hari, nanti bisa di-share," ujar Handika.

Menurut Handika, pembatasan 13 jenis barang ini sudah didiskusikan dan dilakukan atas arahan pemerintah.

"Ini bisa jadi kajian pertama kita, semoga bisa berkolaborasi untuk terus memajukan produk lokal agar bisa lebih luas lagi," ujarnya.

Baca Juga: Ini Strategi Menteri Teten Cetak 500 Ribu UKM Berorientasi Ekspor

Pemerintah lewat Kemenkop UKM memang tengah giat mencetak UMKM yang berorientasi ekspor.

Pemerintah menargetkan, Indonesia mampu menciptakan 500.000 eksportir baru yang berasal dari UMKM, yang berdaya saing global.

Menurut Teten, keberadaan UMKM sangat penting, karena merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Berdasarkan data BPS, 64 juta UMKM berkontribusi 60% terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia, serta menyerap 97% tenaga kerja.

Baca Juga: Banyak Kurir Dimaki-maki Konsumen Saat COD, Ini Respons YLKI

Tapi di sisi lain, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih rendah sebesar 14,37%, masih tertinggal dengan negara-negara Asia Pasifik yang tergabung dalam APEC, yang bahkan dapat mencapai 35%.

Dari data di atas terlihat, meski jumlah UMKM banyak, masih sedikit yang berorientasi ekspor. Kemenkop UKM mencatat, 86% pelaku ekspor adalah usaha besar.

Fakta juga menyebutkan bahwa UKM sulit menembus pasar ekspor, karena berbagai kendala.

Di antaranya minimnya pengetahuan tentang pasar luar negeri, kualitas produk, kapasitas produksi, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga kendala logistik.

Penulis : Dina Karina Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU