Komoditas Pangan jadi Faktor Utama Pendorong Inflasi April 2021
Ekonomi dan bisnis | 4 Mei 2021, 15:51 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Tercatat laju inflasi dan indeks harga konsumen bulanan pada April 2021 lebih tinggi dibanding dengan Januari-Maret 2021 yang cenderung turun. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh pola belanja makanan dan minuman selama Ramadhan.
Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi pada April 2021 mencapai 0,13 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara inflasi bulanan pada Januari-Maret 2021 masing-masing 0,26 persen, 0,1 persen, dan 0,08 persen.
Secara akumulatif, inflasi sepanjang Januari-April 2021 mencapai 0,58 persen.
Berdasarkan keterangan dari Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Setianto, dalam konferensi pers, Senin (3/5/2021), menyebutkan tren konsumsi masyarakat selama Ramadhan mempengaruhi inflasi April 2021.
“Ada sejumlah produk khas yang banyak dikonsumsi masyarakat untuk sahur dan berbuka, seperti buah-buahan dan bahan makanan lainnya,” ujarnya, dilansir dari laman Kompas.id (3/5/2021).
Berdasarkan pengeluaran masyarakat pada kategori makanan, minuman, dan tembakau mengambil andil inflasi tertinggi, yakni 0,05 persen. Inflasi pada kategori ini mencapai 0,2 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca Juga: Inflasi April 0,13 Persen, Kenaikan Harga Daging Ayam Ras jadi Penyumbang Terbesar
Komoditas yang menyumbang inflasi dalam kategori tersebut antara lain, daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, anggur, pepaya, ikan segar, ayam hidup, apel, dan rokok kretek filter.
Menurut Setianto, daging ayam ras menyumbang inflasi tertinggi, yakni 0,06 persen, dibandingkan dengan komoditas lainnya karena kenaikan harga jagung pakan.
Selain itu, komoditas lain yang turut menyumbang inflasi berasal dari kategori perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok ini mencatatkan inflasi tertinggi dibandingkan dengan pengeluaran lainnya, yakni 0,29 persen.
Komoditas yang menyumbang inflasi nomor satu pada kategori ini adalah perhiasan emas. Menurut Setianto, pergerakan tersebut dipengaruhi oleh transaksi perhiasan emas selama Ramadhan.
Di sisi lain, ada juga komoditas yang mengalami deflasi seperti cabai rawit dengan andil deflasi 0,05 persen, cabai merah dan bawang merah yang andilnya masing-masing 0,02 persen, serta beras, bayam, dan kangkung yang masing-masing menyumbang 0,01 persen.
Adapun, ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, menyoroti kelompok pengeluaran transportasi yang tidak mengalami inflasi. Menurut dia, hal itu menunjukkan rendahnya pergerakan mudik di tengah masyarakat karena adanya pelarangan dari pemerintah.
Baca Juga: Inflasi Maret 0,08%, Mayoritas Disumbang oleh Kenaikan Harga Cabai Rawit
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV