Kadin Indonesia Dorong Akselerasi UMKM dalam Industri Digital 4.0
Ukm | 1 Mei 2021, 15:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengalokasikan Rp 191,13 triliun khusus untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2021.
Alokasi anggaran untuk UMKM diberikan melalui enam stimulus, di antaranya Subsidi Bunga UMKM, Bantuan Produktif Usaha Mikro, Subsidi Imbal Jasa Penjaminan (IJP), Penempatan Dana pada Bank Umum, Insentif Pajak, dan Restrukturisasi Kredit.
Untuk diketahui, UMKM berkontribusi 61,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97 persen dari total angkatan kerja (116,9 juta tenaga kerja).
Namun hingga kini, pelaku UMKM masih menghadapi situasi yang cukup menantang selama masa pandemi.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Arsjad Rasjid turut menyampaikan simpatinya akan kondisi yang dialami para pelaku UMKM di Tanah Air.
“Saya melihat Kadin bisa memainkan peranan yang aktif dan signifikan dalam menyikapi tantangan berat yang dihadapi oleh saudara-saudara kita ini. Beberapa langkah akselerasi yang bisa dilakukan Kadin di antaranya adalah peningkatan kompetensi UMKM, sehingga mereka bisa mempertahankan daya saingnya,” ujar Arsjad yang juga merupakan calon kuat Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026.
Usaha berbasis data dan ekonomi digital
Guna mencapai program peningkatan kompetensi yang dimaksud, sambung Arsjad, bisa direalisasikan dengan mendirikan Innovation Hub atau Warung Inovasi untuk berbagi ilmu, pengalaman, serta melakukan program mentoring kepada UMKM dan pengusaha muda.
“Tidak hanya itu, kita juga harus mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas pengusaha melalui program vocational training,” katanya.
Di lain sisi, peran kunci teknologi digital dalam eksistensi bisnis UMKM perlu diakselerasi lewat ekosistem usaha berbasis data dan ekonomi digital.
Pasalnya, perkembangan teknologi digital telah mengubah cara pelaku UMKM berusaha dan berinteraksi dengan konsumen, sehingga dibutuhkan adaptasi cepat agar menjadi tetap relevan.
“Lebih luas dari itu, saya juga melihat bagaimana Kadin bisa memainkan peranan dalam menggalakan transformasi Society 5.0, demi mendukung percepatan Industri Digital 4.0. Di Society 5.0, manusia memegang peranan yang lebih sentral, dan teknologi dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi juga memecahkan masalah-masalah sosial,” jelas Arsjad.
Ke depannya, Kadin juga harus berperan dalam mengembangkan kewirausahaan sosial dengan menerapkan pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan agar mampu memberikan dampak positif pada masyarakat, khususnya kelas ekonomi bawah dan yang terpinggirkan.
Target ini juga sejalan dengan visi Arsjad untuk menjadikan Kadin baru yang lebih inklusif dan kolaboratif.
Ketika disinggung soal peran milenial dalam perkembangan sektor UMKM masa kini, Arsjad sangat optimistis bahwa banyak kaum muda yang mulai menggunakan usaha mereka tidak hanya untuk alasan ekonomi semata namun juga menjadi solusi bagi banyak masalah sosial yang ada.
Dirinya mengatakan, “jadi bukan keniscayaan kita akan mempunyai banyak pengusaha milenial yang bisa menjadi pemain di tingkat global dan mengharumkan nama Indonesia.”
“Salah satu misi saya untuk mengembangkan perekonomian nasional dan daerah adalah dengan mempromosikan industri kreatif dan destinasi pariwisata baru yang potensial. Khususnya di industri kreatif, banyak pengusaha milenial yang bergelut di industri ini,” tukasnya.
Kondisi Indonesia yang lebih resilient
Terkait upaya yang digulirkan Pemerintah dalam menangani pemulihan ekonomi, Arsjad mengaku sangat mengapresiasi pengambilan kebijakan yang efektif, termasuk dibentuknya Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
“Saat ini perekonomian berada pada kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu ketika pandemi mulai terjadi. Indonesia terbukti lebih resilient,” tegasnya.
Bahkan beberapa pengamat ekonomi memprediksi di kuartal kedua 2021, pertumbuhan ekonomi nasional akan tumbuh secara positif. Optimisme itu didasari oleh program vaksinasi yang terus berjalan, terutama bagi kalangan pedagang yang merupakan pelaku UMKM.
Di samping itu, ia berharap adanya akselerasi proses pengadaan vaksin yang dilakukan secara bergotong-royong.
“Pendistribusian dan perluasan akses terhadap vaksin hingga ke pelosok tanah air merupakan pekerjaan rumah yang besar dan kompleks. Kadin Indonesia harus merapatkan barisan untuk mendukung program vaksinasi Pemerintah maupun vaksinasi gotong-royong yang diselenggarakan secara mandiri oleh perusahaan,” terangnya.
Seiring dengan visi Arsjad dalam menjadikan Kadin baru yang lebih inklusif dan kolaboratif, pilar kedua yang ia usung adalah pengembangan ekonomi nasional dan daerah.
“Kita perlu mendorong pengembangan usaha yang bernilai tambah dan berorientasi ekspor. Selama ini ekspor nasional masih didominasi oleh produk-produk komoditas, sehingga perlu lebih memperhatikan aspek penambahan nilai dan keberlanjutan dari komoditas tersebut,” tutupnya.
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kompas TV