> >

Peredaran Uang pada Lebaran 2021 Diprediksi Tetap Meningkat

Ekonomi dan bisnis | 26 April 2021, 20:14 WIB
Ilustrasi penukaran uang (Sumber: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Jumlah uang beredar di tengah aturan pengetatan mudik pada periode Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2021 diproyeksi tetap meningkat. Peningkatan akan ditopang stimulus pemerintah untuk mendongkrak konsumsi.

Melansir dari Kompas.id, Senin (26/4/2021), berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada Maret 2021, uang beredar dalam arti luas (M2) sebesar Rp6.888 triliun atau tumbuh 6,9 persen secara tahunan. Sementara, pada Februari, pertumbuhan M2 secara tahunan 11,3 persen.

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, memproyeksi uang beredar pada periode Ramadan dan Idul Fitri bakal tetap naik tipis di tengah pembatasan mobilitas masyarakat oleh pemerintah.

Melihat pada 2020 di masa awal pandemi, uang beredar pada periode April dan Mei atau Ramadan serta Lebaran 2020 tetap tumbuh secara tahunan meski tahun lalu pembatasan kegiatan masyarakat lebih ketat dibandingkan dengan yang diterapkan pemerintah pada tahun ini.

Baca Juga: Polisi Bongkar Sindikat Peredaran Uang Asing Palsu Senilai Rp 4,5 Triliun

“Tidak seperti tahun lalu saat pemerintah melarang mobilitas warga untuk mudik secara penuh, tahun ini pemerintah masih memperkenankan masyarakat bergerak pada wilayah terbatas, misalnya di wilayah Jabodetabek,” ujar Yusuf.

Selain itu, lanjutnya, operasional pusat perbelanjaan dan tempat wisata juga mendorong percepatan perputaran uang masyarakat.

Menurut Yusuf, salah satu stimulus yang bisa meningkatkan konsumsi adalah peraturan pemerintah perihal pemberian tunjangan hari raya (THR) kepada pekerja secara penuh selambat-lambatnya tujuh hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Pemerintah juga memastikan THR untuk aparatur sipil negara (ASN) dibayarkan 10 hari sebelum hari raya.

”Terlebih lagi bantuan dari pemerintah untuk penanganan Covid-19 tahun ini sudah jauh proporsional dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya.

Yusuf menjelaskan, stimulus yang dilakukan pemerintah mampu mendongkrak konsumsi masyarakat sehingga jumlah uang beredar bertambah. Akan tetapi, larangan mudik tetap akan berdampak terhadap kinerja beberapa sektor, seperti transportasi, hotel, dan restoran.

Untuk itu, pemerintah tetap perlu memberikan stimulus tambahan agar pekerja di sektor tersebut mendapat perhatian. ”Artinya, nantinya sektor tersebut dapat prioritas lebih dulu untuk menerima penyaluran bantuan dan stimulus oleh pemerintah,” katanya.

Di samping itu, ekonom PT Bank Danamon Tbk, Wisnu Wardana mengatakan, selain pertumbuhan peredaran uang, indikator lain yang menunjukkan pemulihan ekonomi adalah kecepatan perputaran uang. Ekonomi menuju ke arah pemulihan apabila uang dengan nominal tertentu bisa berpindah tangan berkali-kali.

”Di Indonesia, kecepatannya masih belum seperti prapandemi. Akan tetapi, kalau kita lihat dalam dua triwulan terakhir, sudah ada perbaikan,” ujarnya.

Kendati ada larangan mudik, stimulus yang diberikan pemerintah sudah lebih kuat. Pemerintah bahkan menggelontorkan stimulus subsidi belanja daring berupa gratis ongkos kirim pada periode hari belanja nasional menjelang Hari Raya Idul Fitri.

”Jadi, walaupun tidak bisa pergi, belanja e-dagang bisa kuat. Hal ini bisa mendorong percepatan perputaran uang,” ujarnya.

Baca Juga: Ingat, Pekerja Kontrak dan Outsourcing Juga Berhak Dapat THR

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU