> >

Indonesia Akan Terima Investasi USD5 Miliar dari China untuk Industri Baterai Listrik

Kompas bisnis | 2 April 2021, 22:17 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Sumber: ANTARA FOTO)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia akan mendapatkan investasi dari konsorsium China senilai USD5 miliar atau sekitar Rp14,5 triliun untuk industri baterai listrik.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, konsorsium China akan menginvestasikan USD5 miliar dalam industri baterai listrik, yang akan mencakup Teknologi Amperex Kontemporer China (CATL).

Erick Thohir berbicara selama kunjungan ke China dan mengacu pada kesepakatan yang diumumkan akhir tahun lalu, di mana CATL akan menginvestasikan USD5 miliar untuk pabrik baterai lithium di Indonesia dan akan mulai berproduksi pada tahun 2024.

CATL, adalah produsen baterai Cina dan perusahaan teknologi yang didirikan pada tahun 2011 yang mengkhususkan diri dalam pembuatan baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi, serta sistem manajemen baterai (BMS).

Berkantor pusat di Ningde, Provinsi Fujian dan mengoperasikan basis manufaktur di Ningde, Qinghai dan Liyang. Tiga pusat Litbang utamanya berbasis di Ningde, Shanghai, dan Berlin.

Baca Juga: Uni Emirat Arab Investasi Rp 140 T ke Indonesia Investment Authority

Volume penjualan tahunan CATL sebesar 21,18 GWh kapasitas penyimpanan energi pada tahun 2018.

Berdasarkan pengiriman tahunan, CATL adalah penyedia solusi baterai EV, HEV dan PHEV terbesar ketiga di dunia setelah Panasonic (Sanyo) dan BYD.

Perusahaan menargetkan untuk memiliki kapasitas produksi lithium-ion global sebesar 50 GWh pada tahun 2020.

Seperti yang diketahui, tiga menteri Indonesia (RI), yakni Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, dan Menteri BUMN Erick Thohir pada Jumat (2/4/2021), bertolak ke Wu Yi, Provinsi Fujian, China untuk membidik sekiranya empat isu penting.

Pada konferensi pers, Menlu mengatakan ia dan dua rekan menterinya telah melakukan 14 pertemuan yang membahas berbagai isu, baik dengan Pemerintah, produsen vaksin maupun dengan sektor privat China.

Baca Juga: Hasil Lobi Menperin: Suzuki Investasi Rp1,2 T, Honda Akan Relokasi Pabrik dari India ke Indonesia

“Kami secara terpisah maupun bersamaan melakukan berbagai pertemuan. Pertemuan kali ini jumlahnya 14 pertemuan yang meng-cover berbagai isu,” kata Retno pada konferensi pers virtual, Jumat (2/4/2021).

Keempat isu penting itu meliputi situasi geopolitik kawasan, kerja sama vaksin, peningkatan perdagangan dan investasi, serta kerjasama kekonsuleran termasuk upaya untuk terus memperkuat pelindungan terhadap ABK Indonesia.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU