Susi Pudjiastuti Blak-Blakan Ungkap Keanehan Perdagangan Impor Daging Sapi dan Garam
Ekonomi dan bisnis | 23 Februari 2021, 17:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Susi Pudjiastuti blak-blakan mengaku ada yang salah dengan perdagangan impor ke Indonesia. Hal ini berdasarkan pengamatannya saat menjabat sebagai menteri kelautan dan perikanan.
Susi melontarkan pertanyaan soal masalah perdagangan itu dalam program Susi Cek Ombak di sebuah stasiun televisi swasta yang tayang Rabu (17/2/2021). Program itu menghadirkan pula Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang kembali menjabat.
Doktor Honoris Causa Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai menteri. Susi melihat pelaksanaan aturan kuota impor sering kurang tegas.
Baca Juga: Penyidik KPK Novel Baswedan Jalani Vaksinasi Covid-19: Hampir tidak Terasa, 'Kerasa' Pun Sedikit
Dalam kasus impor garam, ini membuat harga garam anjlok saat panen hingga merugikan petani.
Impor garam memang sudah menjadi perhatian Susi saat ia menjabat sebagai menteri
"Persoalan harga jatuh itu adalah impor terlalu banyak dan bocor. Titik. Itu persoalannya," kata Susi pada Kamis (4/7/2019).
Bahkan pada 2018 Susi sempat membuat heboh dengan menyebut keberadaan “7 samurai” atau kartel garam yang menguasai kuota impor. Susi saat itu enggan merinci identitas para samurai itu.
Susi juga menemukan permasalahan sama terkait impor daging sapi. Ia mengetahui permasalahan itu setelah menyambut Menteri Pertanian Vietnam yang berkunjung ke Natuna, Kepulauan Riau.
Baca Juga: KPK Temukan Pelanggaran Izin Kebun Sawit di Papua Sebabkan Hutan Gundul dan Konflik Ekonomi
“Kita cerita banyak hal termasuk (impor) daging sapi, saya tanya Vietnam impor dari mana? Dari Australia, katanya,” kata perempuan yang akrab dengan slogan “Tenggelamkan!”
Menteri Vietnam itu menyebutkan harga daging sapi impor dari Australia. Susi pun terkejut saat mendengarnya.
Menurutnya, harga daging sapi impor asal Australia lebih murah di Vietnam daripada daging impor di Indonesia.
“Kenapa Vietnam murah, Indonesia mahal? Apakah itu tidak mungkin tidak ada permainan sehingga harga tetap mahal? Karena hukum dagang, permintaan turun mestinya harganya turun,” kata Susi.
Susi Pudjiastuti juga menyinggung soal jarak Australia-Indonesia yang lebih dekat dari jarak Australia-Vietnam.
Mendag Muhammad Lutfi pun mengakui masalah itu. Ia mengaku akan menyelesaikan masalah itu.
Baca Juga: Presiden Jokowi Keluarkan PP Soal Aturan Luas Perkebunan Sawit hingga Tembakau
Muhammad pun mengaku heran. Menurutnya, Indonesia sebenarnya bisa menghasilkan pakan sapi sendiri, tapi tetap impor daging sapi.
“Jadi sebenarnya, Bu Susi, kita bisa, kalau kita mau,” kata Muhammad.
Ia juga berjanji, pemerintah bisa menyelesaikan hal ini.
"Saya janji nih kemaren habis rapat masalah garam. Ini, Bu Susi, Pak Menteri Perindustrian janji pokoknya akan membeli garam rakyat 1,5 juta,” kata Muhammad lagi.
Penulis : Ahmad-Zuhad
Sumber : Kompas TV