Luhut: Indonesia Bisa Jadi Produsen Baterai Lithium Terbesar Setelah China
Ekonomi dan bisnis | 27 Januari 2021, 13:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimistis, Indonesia mampu menjadi produsen baterai lithium yang bisa bersaing di pasar internasional. Pasalnya, Indonesia sudah punya modal cadangan nikel yang besar.
"Indonesia mempunyai potensi sebagai produsen (baterai) lithium terbesar kedua di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), cadangan nikel kita yang beragam menjadikan Indonesia tentu mampu bersaing di kancah ini," kata Luhut melalui keterangan tertulis.
Baca Juga: Bulan Depan Erick Thohir Kunjungi Tesla Buat Dukung Kerja Sama Industri Mobil Listrik Tanah Air
Hal tersebut ia sampaikan ketika memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Transportasi di Kawasan Merak-Bakauheni-Tol Lampung, Selasa (26/1/2021). Dalam kesempatan itu, Luhut juga meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terletak di kilometer (Km) 20B ruas Jalan Tol Trans Sumatera, secara virtual.
Baca Juga: Gubernur dan Wagub Jabar Beralih ke Mobil Listrik Sebagai Kendaraan Dinas
"Saya juga mengapresiasi PLN yang membangun SPKLU di Indonesia. SPKLU di kilometer 20B ini menjadi SPKLU pertama di Jalan Tol Trans Sumatera dan SPKLU ke-30 di Indonesia, " ujar Luhut.
Luhut yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Koordinator Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) ini berharap, kendaraan listrik dapat semakin marak digunakan di Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksi, jumlah mobil listrik yang digunakan masyarakat di akhir 2021 mencapai 125.000 unit. Sedangkan jumlah sepeda motor listrik sebanyak 1,34 juta unit.
Baca Juga: Mobil Listrik di China Laris Manis Dengan Penjualan Naik Hampir 11 Persen
Menurut Luhut, penggunaan lithium tidak hanya untuk baterai kendaraan listrik. Tapi juga bisa digunakan sebagai energi stabilizer, yang penting bagi daerah pedalaman dan dapat dimanfaatkan untuk pengganti listrik di malam hari.
Sehingga penggunaan baterai lithium bisa mengurangi impor listrik hingga Rp150 triliun.
Penulis : Dina-Karina
Sumber : Kompas TV