Bangkit Dari Covid-19 Ekonomi Jepang Tumbuh 22.9% Kuartal 3 Tahun Ini
Ekonomi dan bisnis | 8 Desember 2020, 21:17 WIB
MITO, KOMPAS TV – Ekonomi Jepang tumbuh 22.9% pada kuartal ke 3 tahun ini, sejalan dengan bangkitnya pembelanjaan sektor usaha dan rumah tangga dari tekanan pandemi pada musim semi dan musim panas kemarin.
Associated Press melaporkan, kalangan pengamat ekonomi melihat perbaikan tersebut sejalan dengan proyeksi ekonomi dan kini Jepang mulai bangkit dari resesi yang terjadi sejak akhir 2019, bahkan sebelum hantaman pandemi Covid-19.
“Kenaikan PDB di kuartal 3 dan melonjak tajamnya pembelanjaan kebutuhan dasar rumah tangga pada bulan Oktober lalu memperlihatkan bahwa Jepang akan bangkit dari pandemi lebih cepat dari perkiraan yang selama ini kita sepakati,” tutur Tom Learmouth dari Capital Economics.
“Kami pikir PDB akan tumbuh 2.1% kuartal ini (dibanding pertumbuhan kuartal yang sama tahun lalu) dan kejutan dari sisi pertumbuhan diperkirakan akan muncul tahun depan,” tambahnya lebih jauh.
Baca Juga: Melalui JBIC, Jepang akan Investasi 4 Miliar Dollar AS Dalam Sovereign Wealth Fund Indonesia
Pembelanjaan kebutuhan dasar rumah tangga di Jepang tidak menghitung biaya perumahan maupun kendaraan serta pembiayaan lain yang tidak mendasar. Hal itu membuat pembelanjaan kebutuhan dasar rumah tangga menjadi rujukan terbaik untuk tingkat permintaan konsumen.
Seperti kekuatan ekonomi lainnya, kemunduran akibat pandemi membuat output ekonomi Jepang masih terpukul, 3.9% dibawah kuartal yang sama tahun lalu, tambah Learmouth.
Ekspansi pada kuartal yang terbentang sejak Juli sampai September tahun ini bersamaan dengan dorongan untuk meningkatkan pembelanjaan domestik, untuk menutup anjloknya perputaran ekonomi akibat turun tajamnya angka wisatawan.
Pemerintah Jepang menggelar kampanye “Go To Travel” dan Go To Eat” yang diwarnai diskon besar-besaran kamar hotel dan makan di luar untuk mendorong belanja domestik.
Baca Juga: Ekonomi Jepang Lesu Akibat Pandemi, Lebih dari 13 Ribu Orang Bunuh Diri
Perekonomian berkontraksi pada kecepatan tahunan 29,2% pada bulan April-Juni, ketika pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan berusaha untuk memadamkan wabah virus dengan berbagai tindakan pencegahan termasuk mendesak kalangan usaha membiarkan karyawan mereka bekerja dari rumah.
Dengan perjalanan internasional yang hampir macet, Olimpiade Tokyo 2020 mengalami penundaan.
Estimasi sebelumnya dari pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal 3 adalah 21.4% namun ternyata melampaui perkiraan menjadi sebesar 22.9%.
Ekonomi Jepang tumbuh 5.3% per kuartal, melampaui perkiraan sebelumnya yaitu 5% per kuartal.
Sumber pertumbuhan datang dari pembelanjaan korporat dan konsumen, dimana pembelanjaan rumah tangga tumbuh melampaui penjualan eceran yang menunjukkan makin banyak orang berbelanja secara online.
Baca Juga: Menteri BUMN Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, dari Teknologi Kesehatan hingga Industri Baterai
Belanja pemerintah juga sedikit lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengumumkan paket stimulus tambahan senilai 700 miliar dollar AS hari Selasa (08/12/2020), menambah langkah stimulus sebelumnya senilai 2.2 triliun dollar AS.
Jepang berupaya agar dunia usaha dapat berjalan seperti biasa sambil mendesak rakyatnya untuk menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Namun tingkat penularan Covid-19 melonjak beberapa minggu terakhir, membuat beberapa wilayah mendesak warganya untuk sebisa mungkin tetap di rumah. Di beberapa wilayah, pemerintah setempat meminta restoran dan bar untuk tutup lebih awal.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV