Kunjungi Tokyo, Luhut Pastikan Jepang Investasi Rp57 T untuk SWF Indonesia
Ekonomi dan bisnis | 4 Desember 2020, 23:07 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Pemerintah Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) komitmen menanamkan investasi dalam pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, atau lebih dikenal dengan Nusantara Investment Authority (NIA) yang merupakan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers di Wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, menjelaskan Gubernur JBIC Maeda Tadashi memastikan adanya dukungan pendanaan untuk SWF Indonesia.
"JBIC siap mendukung pendanaan SWF Indonesia sebesar USD4 miliar (Rp57 triliun). Ini dua kali lipat lebih besar dari yang disampaikan the US International Development Finance Corporation (DFC) - Lembaga pembiayaan asal Amerika Serikat yang siap menyuntik USD2 miliar," kata Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (4/12/2020).
Baca Juga: Lewat UU Cipta Kerja, Jokowi Ajak CEO Dunia Investasi di Indonesia
Selain dengan JBIC, Luhut memastikan adanya dukungan dari 20 perusahaan investor potensial Jepang bidang finance dan energi yang ia temui bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dalam lawatan di Tokyo sejak Kamis (3/12/2020) hingga Sabtu (5/12/2020).
"Angka USD4 miliar ini baru yang dari Pemerintah Jepang (JICB). Dari private sector Jepang (swasta) belum tahu ada berapa yang akan masuk. Jadi saya bilang jangan ke pemerintah saja tapi langsung ke private sector. Dan itu terbukti. Mereka tadi malah ngejar kapan kami mulai masuk," tegas Luhut Binsar Pandjaitan.
Pemerintah Indonesia, lanjut Luhut Binsar Pandjaitan, menargetkan akan menyuntikan dana sebesar USD20 miliar ditambah total aset BUMN sebesar USD600 miliar-700 miliar di kuartal pertama 2021.
"Taruhlah dari total semua investasi yang masuk dari mulai Amerika Serikat, Jepang, Uni Emirat Arab & Arab Saudi, kita bisa dapat USD10 miliar hingga USD30 miliar. Belum termasuk dari kita sendiri."
Baca Juga: Menko Luhut-Erick Thohir Kunjungi Tokyo, Promosikan SWF Indonesia
"Presiden Joko Widodo memastikan bisa masuk tahun depan USD20 miliar (dari pemerintah). Jadi kita bisa naikkan nilai aset kita untuk SWF bisa lebih dari 30 persen. Kita sampaikan tadi, aset BUMN kita ada sekitar USD650 miliar-700 miliar. Nah kalau kita poles lagi bisa USD1 triliun bisa kita capai," papar Luhut Binsar Pandjaitan.
Presiden Joko Widodo juga telah menginstruksikan agar pembentukan lembaga SWF Indonesia ini bisa terealisasi di Januari 2021 mendatang.
Pemerintah dan kalangan pengusaha Jepang juga mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Indonesia dalam mengesahkan Omnibus Law.
"Soal omnibus law mereka melihat kita sangat terbuka. Jadi artinya mengikuti standar internasional. Dan mereka minta dikawal. Jadi ya kita proaktif," kata Luhut.
Luhut mengapresiasi kerja keras Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi bersama tim KBRI Tokyo yang bekerja keras mengatur sejumlah pertemuan dengan pihak pemerintah dan investor Jepang.
Baca Juga: KBRI Tokyo Tandatangani Kontrak Dagang dan Investasi Lebih dari USD 321 Juta dengan Jepang
Sementara itu Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi dalam kesempatan yang sama mengatakan hingga Februari 2021 mendatang KBRI Tokyo akan melakukan pendekatan ke para investor di luar Tokyo untuk sosialisasi SWF Indonesia.
"Dalam putaran berikutnya sekitar bulan Februari nanti Pak Menko Luhut datang lagi. Sehingga dari sekarang ini sampai Februari nanti, banyak hal yang KBRI Tokyo lakukan."
"Di antaranya mensosialisasikan tidak hanya investor yang di Tokyo tapi juga dari berbagai daerah di Jepang. Karena sebenarnya bukan hanya 20 perusahaan Jepang tapi masih banyak lagi," ujar Heri Akhmadi.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Tokyo Jepang, untuk mencari dukungan dalam pendirian Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Luhut dan Erick bertemu sejumlah pejabat Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (METI) dan beberapa lembaga keuangan di Jepang termasuk Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Baca Juga: Luhut Makcomblang Investasi: Pepet Gerombolan Elite (1)
Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang dinamakan Nusantara Investment Authority (NIA) merupakan lembaga yang dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang diberi kewenangan khusus guna mengelola dana investasi.
Lembaga itu akan berfungsi mengelola investasi dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia.
Pemerintah Indonesia mengharapkan SWF dapat mendorong perbaikan iklim investasi, pengembangan nilai aset negara dan menunjang pembangunan ekonomi, khususnya dalam mendukung realisasi proyek-proyek prioritas nasional.
Selain penjajakan dukungan dari Jepang, pemerintah Indonesia juga tengah menjajaki dukungan dari Amerika Serikat Jepang, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), juga akan penjajakan ke Korea Selatan. (Andy Lala)
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV