Mengurai Keruwetan Terminologi Resesi (1)
Ekonomi dan bisnis | 5 November 2020, 16:02 WIBRumusnya simpel kalau anda mau coba hitung sendiri. Buka aplikasi kalkulator, kemudian hitung pertumbuhan PDB dengan rumus: (angka baru)-(angka lama), kemudian hasilnya dibagi (:) dengan angka lama, dikalikan 100. Ketemu kan 5,05 persen.
Jangan bingung lagi ya, setiap kuartal, memang selalu ada dua angka pertumbuhan ekonomi. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di tahun yang sama.
Tapi, yuk ah, jangan terjebak pada diskusi atau terminologi resesi. Apa yang terjadi dengan Indonesia? Apa yang harus dilakukan agar keluar resesi?
95 Persen Negara Di Dunia Mengalami Resesi
Jangan buru-buru kalang-kabut, kondisi semacam ini tidak menimpa Indonesia saja, melainkan "merundung" 95 persen negara di dunia.
“Memang seharusnya jangan buru-buru panik, resesi yang terjadi di Indonesia, bukan akibat kekeliruan atau salah ambil kebijakan. Melainkan karena pandemi, virus baru, yang juga menjadi genderang perang di dunia,” jelas Piter Abdullah, Direktur Riset CORE.
Tetapi lagi, apapun konfirmasi dari BPS, resesi atau pertumbuhan ekonomi adalah lagging indicator alias angka ikutan, yang pengumuman datanya memang selalu terlambat. Sadar atau tidak, masa terberat itu sudah dilewati bersama, yaitu April-Juni (Q2) dan Juli-September (Q3).
Tapi ini juga harus diluruskan, bukan karena “Indonesia emang suka telat”, bukan.. bukan begitu. Di seluruh dunia mencari angka pertumbuhan ekonomi selalu memakan waktu.
Baca Juga: Pandemi, Resesi & Kemiskinan Ekstrem: Gunungan Utang (1)
Baca Juga: Pandemi, Resesi & Kemiskinan Ekstrem: Sama Halnya Kematian (2)
Hal paling dekat yang dirasakan selama resesi itu apa? Kami bawa anda kembali ke situasi April-September. Pandemi mulai panas-panasnya, upaya menekan penularan dilakukan besar-besaran, yaitu menjaga jarak fisik, sampai menutup kegiatan ekonomi. Aktivitas kantor, mal, sampai pasar tradisional tutup. Uang tak dapat berputar, kalaupun ada, yang jalan adalah sektor kesehatan. Disinilah, denyut ekonomi yang normal berangsur mengecil. PHK ada di mana-mana, karena memang tidak ada yang bisa dilakukan. Deg! Itulah masa resesi.
Apakah pemerintah diam pada kondisi ini? Apa yang harus dilakukan? Baca tulisan selanjutnya.
Penulis : Dyah-Megasari
Sumber : Kompas TV