Kisah Samsung (1), Warisan Konglomerat "Ikan Asin"
Ekonomi dan bisnis | 25 Oktober 2020, 16:30 WIBJAKARTA, KOMPASTV. Lee Kun-Hee (Lee), manusia terkaya di Korea Selatan, pewaris pertama konglomerasi Samsung, tutup usia hari ini di umur 78 tahun. Selain pebisnis, ia dikenal sebagai penyintas kanker paru-paru. Ayahnya, Lee Byung Chull di tahun 1976 juga menderita salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
Kalau UNESCO punya daftar tujuh keajaiban dunia, Samsung layak menyabet predikat "fenomena global". Bagaimana tidak, korporasi ini jadi satu-satunya perusahaan Asia, yang dianggap layak sebagai rival terberat raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple.
Mengulik perjalanan korporasi yang berubah jadi konglomerasi seperti Samsung, selalu gurih dikunyah. Awal berdiri, Samsung bukanlah perusahaan elektronik, melainkan eksportir ikan kering atau kalau di Indonesia disebut ikan asin.
Dilahirkan pada tahun 1938 oleh Lee Byung Chull, Samsung juga merupakan produsen beras serta mie yang diekspor ke Manchuira dan China, tepatnya saat okupasi Jepang.
Baca Juga: Kisah Samsung (2), Ganti Semuanya Kecuali Istri Kalian!
9 Januari 1942, Lee Kun-Hee lahir. Tepat ketika sang ayah menjinjing Samsung sebagai perusahaan berkembang penuh ekspansi. Usahanya sukses merambah asuransi, gula, kertas, tekstil dan pengembang properti.
Samsung, baru merangsek ke niaga elektronik pada akhir tahun 1960-an, dengan produk yang dijual televisi hitam putih, kipas anging elektrik dan penanak nasi (rice cokers). Pada periode inilah, Lee belajar di luar negeri, kampus yang dituju yaitu Universitas Waseda di Tokyo Jepang, jurusan ekonomi.
Naluri Pebisnis, Bukan Intuisi Seorang Ayah
Di sepanjang tahun 1970-an, pemerintahan Presiden Park Chung Hee mendorong "chaebols" (istilah Korea yang berarti konglomerasi keluarga) untuk mendapat pendanaan negara. Tujuannya agar perusahaan berkembang ke dunia yang skalanya lebih luas seperti industri berat, kimia, pembuat kapal dan konstruksi. Selain Hyundai, Samsung masuk bidikan radar kelompok "chaebols".
Baca Juga: Bos Samsung Meninggal pada Usia 78 Tahun, Begini Kiprahnya di Dunia
Namun pada 1976, Ayah Lee terserang kanker dan membuat keputusan tak lazim. Ia menunjuk Lee Kun Hee yang merupakan putra ketiganya, sebagai pewaris utama Samsung. Di Korea, secara adat, putra tertua akan mewarisi bisnis keluarga di bawah praktik Konfusianisme budaya turun menurun kerajaan bisnis. Ayahnya meninggal pada tahun 1987, dan Lee resmi menjadi pemimpin Samsung. (Dyah Megasari, Bloomberg-Bersambung)
Penulis : Dyah-Megasari
Sumber : Kompas TV