Brangkas Negara Kurang Duit, Sri Mulyani: Defisit APBN Tetap Aman
Ekonomi dan bisnis | 19 Oktober 2020, 19:26 WIB
JAKARTA, KOMPASTV. Pertama dalam sejarah pemerintaah Presiden Joko Widodo, defisit anggaran negara, melebar, melebihi batas aman 3 persen terhadap produk domestic bruto (PDB). Pandemi yang terus berkecamuk menjadi pangkal utama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghitung, defisit anggaran hingga akhir September 2020 mencapai Rp 682,1 triliun. Angka ini setara dengan 4,16 persen terhadap PDB. Sederhananya, defisit adalah ketika uang di brangkas negara lebih sedikit dibanding dengan kebutuhan yang ditetapkan APBN.
Tetapi, menurut Sri Mulyani, kondisi minusnya brangkas negara Indonesia masih lebuh baik dibandingkan dengan negara tetangga atau negara yang setara.
"Defisit di berbagai negara lain mencapai di atas belasan atau 20-an persen, kalau Indonesia 4,16 persen dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran minus 2 persen hingga minus 0,16 persen, kita harap Indonesia jauh lebih baik dibandingkan peer group," jelas Sri Mulyani ketika memberikan paparan APBN KiTa, Senin 19 Oktober 2020.
Bolak Balik Revisi
Tahun ini, pemerintah sudah dua kali merevisi target defisit anggaran. Dari sebelumnya 1,7 persen terhadap PDB dalam APBN 2020, menjadi 5,07 persen pada Perpres Nomor 54 Tahun 2020.
Kemudian, pemerintah lewat persetujuan DPR kembali merevisi target defisit menjadi 6,34 persen. Sementara tahun depan, defisit anggaran diperkirakan akan mencapai 5,7 persen terhadap PDB. Kekurangan defisit, akan ditutup pemerintah melalui penerbitan utang.
Baca Juga: Pedagang Mengeluh Pendapatan Turun, Jokowi: Disyukuri, Negara Juga Defisit
Sekali lagi, Sri Mulyani mengklaim, kondisi Indonesia jauh lebiuh baik ketimbang negeri jiran. Tahun ini, defisit Malaysia diperkirakan menyundul 6,5 persen, sedangkan tahun depan 4,7 persen.
Kemudian, Thailand diyakini defisit anggaran negara 5,2 persen, tetapi akan mengecil menjadi 4,9 persen tahun depan. Kondisi lebih buruk adalah Filipina, yang diramal defisit brangkas negara sebesar 8,1 persen dan tahun depan 7,3 persen.
Pemerintah memperkirakan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun bakal terkontraksi di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Menkeu berjanji, defisit APBN yang ditambal lewat utang ini akan dikelola secara aman, dengan prinsip kehati-hatian, untuk memulihkan ekonomi nasional akibat corona. (Dyah Megasari)
Penulis : Dyah-Megasari
Sumber : Kompas TV