Airlangga: Insya Allah Vaksin Corona Halalan Thoyyiban
Kebijakan | 12 Oktober 2020, 18:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV. Upaya menekan angka penularan covid-19 terus dilakukan pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan menyusun peta rencana (roadmap) pemberian vaksin. Dengan catatan jika nantinya vaksin ini resmi ditemukan.
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, roadmap pemberian vaksin corona akan diselesaikan pekan ini dan segera dipaparkan pada Presiden Joko Widodo pecan ini.
Estimasi awal jumlah komitmen vaksin yang telah diperoleh sejak November 2020 sampai dengan kuartal IV 2021 sebesar 271,3 juta dosis efektif. Vaksin tersebut diperoleh dari Sinovac, Sinopham, Cansino, dan AstraZaneca.
Pemerintah melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menjamin kehalalan vaksin. Selama ini, kendala di tingkat masyarakat adalah tentang halal atau tidaknya vaksin, yang bersumber dari bahan pembuatannya.
"(Vaksin corona) Halal. Sudah diskusi dengan MUI, Insyaallah halal. Halalan thoyyiban," kata Airlangga yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Membaik Tapi Waspada Jangan Kendor
Secara wilayah, saat ini kondisi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan mulai membaik, dan bisa dijadikan contoh untuk 8 provinsi prioritas dalam pengendalian covid-19. Caranya lewat 3T (Testing, Tracing, Treatment).
"Dalam 2 minggu ke depan, diprioritaskan 12 kabupaten/kota dengan kasus aktif lebih dari 1.000: Ambon, Jakut, Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Jayapura, Padang, Jakpus, Jakbar, Pekanbaru, Jaksel, dan Jaktim," tutur Airlangga yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Saat ini,rata-rata kasus aktif di Indonesia berada di level 19,97sedangkan dunia mencapai 22,1%. Meski ada perbaikan, protokol kesehatan tidak akan diberi celah sedikitpun untuk kendor. Semua aktivitas ekonomi maupun keagamaan dan sosial lainnya, diwajibkan 100% memakai protokol kesehatan yaitu masker, cuci tangan dan jaga jarak fisik.
Recovery Rate (RR) Indonesia per 11 Oktober 2020 adalah 76,48% beda tipis dengan rasio di dunia yaitu 75,0%.
"Kita juga bisa menekan CFR (Case Fatality Rate) menjadi sebesar 3,55%, meski masih di atas angka dunia (2,90%), namun lebih baik dibandingkan dengan sebulan sebelumnya sebesar 4,0%. Tugas kita untuk menekan CFR/rata-rata angka kematian dengan meningkatkan kapasitas layanan rumah sakit," kata Airlangga.
Hingga 7 Oktober 2020, perkembangan realisasi program PEN mencapai Rp 331,94 triliun atau 47,75% dari total pagu sebesar Rp 695,2 triliun.
Rinciannya, realisasi anggaran perlindungan sosial mencapai Rp 159,69 triliun (78% dari Rp 203,9 triliun), dan realisasi anggaran dukungan UMKM telah mencapai Rp 90,42 triliun (73% dari Rp 123,46 triliun). (Dyah Megasari)
Penulis : Dyah-Megasari
Sumber : Kompas TV