Rusia Gempur Ukraina, Pemerintah Indonesia Bersiap Evakuasi Para WNI ke Polandia dan Romania
Bbc indonesia | 26 Februari 2022, 20:50 WIBPemerintah Indonesia sedang menyiapkan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Ukraina yang diinvasi Rusia.
"Kita telah membentuk tim evakuasi yang terdiri dari [elemen] Kementerian Luar Negeri dan TNI," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, dalam jumpa pers pada Sabtu (26/2).
Sejauh ini total ada 153 WNI di Ukraina. "Semuanya kondisi aman dan selamat dan telah berada di beberapa safe house," ujarnya.
Dia menjelaskan upaya yang bisa dilakukan adalah membawa para WNI menuju Polandia, Romania, atau negara terdekat lainnya.
"Kita akan lakukan secepatnya, kita akan melihat situasi di lapangan. Kita akan bergerak ketika memang sudah ada jalur aman bagi pergerakan warga negara kita menuju Polandia dan ke Romania," jelasnya.
"Situasi lapangan fluid [cair], prioritas keamanan selama evakuasi," lanjutnya tanpa memberikan rincian kapan evakuasi akan dilakukan.
Judha mengatakan bahwa saat ini tim KBRI tengah berupaya melakukan penjemputan kepada seluruh warga negara Indonesia. KBRI juga telah menyiapkan pesawat untuk evakuasi.
"Saat ini kita melakukan upaya penjemputan kepada warga negara kita yang ada di Odessa oleh tim kita sedang memantau. Kita juga telah menyiapkan pesawat dan juga tim evakuasi sebagai upaya evakuasi. Sebagai upaya antisipasi ketika nanti para WNI kita sudah bisa dialokasi bukan hanya di titik safe house namun kita bawa ke Polandia dan Romania," katanya.
Ketika BBC News Indonesia bertanya apakah KBRI di Kiev akan ditutup dan operasionalnya dipindahkan ke negara lain seperti ketika Taliban berkuasa di Afghanistan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, menegaskan pihaknya "belum akan menutup operasional KBRI di Ukraina."
Pada Sabtu (26/02), pasukan Rusia membombardir ibu kota Ukraina, Kiev, dengan serangan rudal.
Pemerintah Kota Kiev mengonfirmasi bahwa pertempuran tengah berlangsung dan mengimbau orang-orang untuk tinggal di rumah.
Rusia menyerang Ukraina:
- Perkembangan terakhir: Rusia bombardir Kiev dengan rudal, klaim kuasai kota 'signifikan' pertama
- Latar belakang:Mengapa Putin menginvasi Ukraina?
- Dalam peta: Ukraina diserang: Invasi Rusia dalam peta
- Kondisi WNI: 'Sirene bergema, peringatan perang sudah dimulai', cerita WNI di Ukraina
- Reaksi dunia: Ukraina diserang Rusia: Turki kritik NATO kurang tegas sementara China tak salahkan Rusia
Respons WNI ketika invasi Rusia dimulai
Seorang WNI yang tinggal di Ukraina barat mengatakan bunyi sirene yang bergema di kota tempat tinggalnya membuat 'merinding' karena sirene itu adalah tanda invasi Rusia dimulai dan "perang sudah dimulai".
"Kami di rumah, saat bangun terdengar suara sirene, dan kami buka jendela...Di setiap koa ada peringatan dengan suara sirene. Itulah tanda peringatan untuk kita bahwa perang sudah dimulai, beberapa kota diserang," kata Benni yang tinggal di Kota Ternopil bersama istrinya, yang merupakan warga Ukraina, dan putri mereka.
Sebelumnya, Benni mengatakan kepada BBC News Indonesia bahwa para warga diberikan peta berisi informasi tempat bunker-bunker bila terjadi penyerangan.
Benni mengatakan melalui kanal YouTubenya bahwa sirene terus berbunyi untuk memperingatkan warga berwaspada.
Namun Benni mengatakan suasana di kotanya masih aman dan dia berusaha tidak panik karena istrinya tengah hamil besar.
Sementara itu, seorang WNI di Kiev - Tono (bukan nama sebenarnya) - juga bercerita mendengar bunyi sirene di pagi hari. Dia mengatakan telah menyiapkan air bersih dan makanan di rumahnya sebelum memutuskan evakuasi ke KBRI.
"Saat ini sudah ada lebih dari 50 orang termasuk keluarga pejabat KBRI," kata Tono kepada BBC News Indonesia.
Tono mengatakan melihat warga Kiev yang antre membeli makanan dan evakuasi mandiri dengan menggunakan kendaraan.
Tono juga mengatakan sempat mendengar bunyi ledakan dari KBRI namun tidak dapat memastikan apakah bunyi itu antimisil Ukraina atau rudal yang ditembakkan Rusia.
Di Kiev, banyak warga melarikan diri dari ibu kota dan berlindung dari serangan udara, gempuran bom pertama sejak Perang Dunia II.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : BBC