> >

Pelestarian Gajah Sumatra di Balik Keramaian Tol Pekanbaru-Dumai

Advertorial | 18 September 2024, 12:00 WIB
Gajah Sumatra di Riau memiliki jalur lintasannya sendiri yang telah ada sejak lama, tetapi saat ini jalur tersebut beririsan dengan jalur Tol Pekanbaru-Dumai (Permai). (Sumber: Dok. ANTARA)

Pembangunan Tol Permai tetap diselaraskan dengan upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu upayanya adalah dengan mempertimbangkan jalur lintasan gajah yang berdekatan dengan jalur tol. 

Tol Permai memiliki lima Underpass Perlintasan Gajah (UPG) satu-satunya di Indonesia untuk menjaga ekosistem gajah Sumatra. UPG Tol Permai berada di seksi 4, yaitu Kandis Utara-Duri Selatan dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja. UPG Tol Permai memiliki ukuran clearance 5,1 meter dan lebar 40 meter yang dapat dilintasi hingga 100 ekor gajah. 

Baca Juga: Wisata Gajah Lembah Hijau Ramai Pengunjung

Pihak pembangun Tol Permai sudah menyadari jalur tol akan membelah lintasan gajah, sehingga dibuat terowongan agar kawanan gajah itu bisa leluasa melintas.

Fungsi terowongan gajah di ruas Tol Permai tidak hanya sebagai upaya melindungi habitat dan keselamatan gajah-gajah liar, tetapi juga untuk menjaga keselamatan para pengguna jalan tol.

Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau juga dilibatkan untuk turut membantu merencanakan pembangunan Tol Permai yang berdekatan dengan jalur lintasan gajah. 

“Kami sejak awal memang betul-betul dilibatkan mulai dari perencanaan lokasi, kemudian desain terowongan, dan juga penentuan jumlah terowongan. Jadi gajah itu ketika melintasi terowongan, tidak hanya misalnya, belum tentu hanya satu ekor beriringan, tetapi bisa lebih dari satu ekor,” ucap Genman Suhefti Hasibuan, Kepala BBKSDA Riau.

Dalam menentukan lokasi terowongan, BBKSDA Riau mengacu pada data yang berasal dari GPS Collar. Data yang telah terkumpul selama 5 tahun dianalisis dengan mengikuti lingkungan habitat gajah. 

Awalnya, akan dibangun delapan terowongan untuk jalur lintasan gajah. Namun, setelah didiskusikan kembali secara teknis, akhirnya hanya lima terowongan yang akan dibangun. 

“Lima terowongan gajah yang kita bangun di bentangan jalan tol Pekanbaru-Dumai berada di kilometer antara kilometer 69 ke kilometer 73. Jadi di bentangan antara 69 dan 73 itu ada lima terowongan sebagai pelintasan gajah,” ungkap Genman Suhefti Hasibuan.

Harmonisasi Manusia dan Alam

Gajah merupakan salah satu satwa liar yang keberadaannya dilindungi oleh undang-undang. Penangkaran gajah Sumatra yang terdapat di sekitar Tol Permai penting dilakukan untuk menjaga habitat satwa liar tersebut. Hal tersebut juga merupakan salah satu upaya edukasi kepada masyarakat terkait pelestarian habitat gajah. 

Berdasarkan catatan Rimba Satwa Foundation, saat ini terdapat tujuh kantong populasi gajah Sumatra di Riau.  (Sumber: Dok. ANTARA)

Berdasarkan catatan Rimba Satwa Foundation, saat ini terdapat tujuh kantong populasi gajah Sumatra di Riau. 

Adapun kantong populasi tersebut antara lain Kantong Populasi Giam Siak Kecil yang berada di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, Kantong Populasi Balai Raja yang berada di Kabupaten Bengkalis, Kantong Populasi Petapahan yang berada di Kabupaten Kampar, Kantong Populasi Tesso Nilo yang berada di Kabupaten Pelalawan, Kantong Populasi Serangge yang berada di perbatasan Riau-Jambi, dan Kantong Populasi Mahato yang berada di Kabupaten Rokan Hulu. 

Agar gajah tidak menimbulkan masalah di permukiman, BBKSDA Riau memanfaatkan informasi dari GPS Collar untuk menerapkan strategi early warning pada masyarakat yang tinggal di pelintasan gajah, karena sebelumnya gajah pernah memakan 40 hingga 50 batang sawit milik warga.

“Nah, sekarang kita kalau sudah tahu posisi GPS, kita informasikan kepada masyarakat melalui WhatsApp Group. Kemudian, masyarakat sudah bisa berjaga-jaga mengantisipasi sebelum gajah masuk ke dalam kampung,” ucap Zulhusni.

Hutama Karya membangun underpass atau terowongan gajah agar koneksi antarkantong populasi gajah tidak terputus. Dalam tiga tahun terakhir, gajah Sumatra liar pun telah menggunakan terowongan itu untuk melintas.

Di sekitar lintasan pun telah ditanam sejumlah variasi tanaman, baik yang akan menjadi pakan gajah maupun yang tidak disukai oleh gajah. Warga yang tinggal di lintasan gajah  didorong untuk menanam tanaman yang tidak disukai gajah. 

Pusat Konservasi Gajah (PKG) Minas Riau menjadi salah satu tempat konservasi gajah Sumatra yang berlokasi sekitar 60 km dari pusat kota Pekanbaru. Sebagai salah satu upaya pelestarian gajah Sumatra, PKG Minas telah melakukan breeding program yang bertujuan mencegah kepunahan gajah Sumatra.

“Yang kita lakukan di sini ada namanya breeding program itu pengembangbiakan, di mana gajah-gajah yang sudah dewasa itu kita gabung di malam hari agar mereka melakukan perkawinan dan harapan kita tentunya menghasilkan keturunan,” ujar Mukti Harahap, pengendali ekosistem hutan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Minas Riau.

Selain itu, PKG Minas juga melakukan penanaman pakan gajah, seperti rumput, batang pisang, dan tebu untuk mencukupi kebutuhan gajah.

Mayoritas gajah di PKG Minas diperuntukkan sebagai gajah patroli yang dimanfaatkan apabila ada konflik antara gajah liar dan manusia. 

“Pertama kita lakukan itu penanganan dini melakukan secara manual. Apabila sudah tidak bisa kita lakukan penghalauan dengan cara manual, gajah-gajah patroli ini kita manfaatkan untuk menghalau gajah liar yang menjadi konflik di permukiman ataupun perkampungan untuk menghalau kembali ke habitatnya, mungkin peruntukannya seperti itu,” kata Mukti Harahap.

PKG Minas juga melakukan konservasi di terowongan gajah Tol Permai, tepatnya di sekitar kilometer 12. 

“Mungkin sebelumnya juga itu merupakan lintasan gajah binaan. Setelah adanya jalan tol dari pihak jalan tol sendiri punya inisiatif bagus yang memberikan terowongan berarti dalam arti itu memberikan ruang gerak tanpa membatasi gajah-gajah kita yang di sini, di terowongan itu juga ada jalur mereka buat untuk pelintasan gajah,” pungkas Mukti Harahap.

Penulis : Adv-Team

Sumber : Kompas TV


TERBARU