Tingkatkan Kompetensi SDM Indonesia, GNIK Gelar Kolaborasi Menuju Indonesia Kompeten 2030
Advertorial | 29 November 2022, 10:00 WIBBOGOR, KOMPAS.TV – Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Kolaborasi Menuju Indonesia Kompeten 2030” di BPJS Institute, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022).
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia (RI) Dr. Dra. Ida Fauziyah, MSi; Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Abdur Rahman Irsyadi, SS., MSi; serta Dewan Pengawas (Dewas) BP Jamsostek dan Komite Kode Etik GNIK Dr. Aditya Warman, MBA.
Dalam sambutannya, Ida menyampaikan bahwa meskipun kondisi ketenagakerjaan semakin membaik dengan penurunan angka pengangguran menjadi 5,86 persen pada Februari 2022, Indonesia masih harus menjawab tantangan dalam menyambut puncak bonus demografi 2030.
Menurut Ida, terdapat tiga tantangan besar yang harus dihadapi. Pertama, kualitas dan produktivitas angkatan kerja Indonesia masih rendah.
Hal ini ditandai dengan 56 persen pekerja adalah lulusan sekolah menengah pertama (SMP) ke bawah, mayoritas pekerja bekerja di sektor informal, dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan yang masih rendah.
“Kedua, fenomena teknologi 4.0 yang berdampak besar pada pergeseran kebutuhan akan kompetensi dan keterampilan kerja. Ketiga, instabilitas politik dan perekonomian yang mendorong dunia ke arah krisis pangan serta dampak resesi ekonomi global yang dirasakan Indonesia,” ujar Ida dalam siaran pers yang diterima KompasTV, Senin (28/11/2022).
Ida juga menekankan bahwa perlindungan dan pengakuan terhadap kompetensi sumber daya manusia (SDM) dapat ditunjukkan dengan sertifikasi kompetensi.
Baca Juga: Karyawan Di-PHK Perusahaan? Manfaatkan Program JKP BPJS Ketenagakerjaan, Dapat Benefit Uang Tunai
“Dengan pemahaman yang sama mengenai peran penting sertifikasi kompetensi di segala bidang, kualitas SDM kita terjamin serta diakui secara nasional dan internasional,” kata Ida.
Selain itu, sertifikasi kompetensi juga memiliki manfaat lain, yaitu sebagai alat untuk memudahkan rekrutmen pegawai, memudahkan penempatan dan penugasan, serta memudahkan pengaturan pengembangan karier serta pendidikan dan pelatihan (diklat) pegawai.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI telah menerbitkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan (Kepmenaker) Nomor 115 Tahun 2022 tentang Pemberlakukan Wajib Sertifikasi Kompetensi Kerja bagi Tenaga Kerja Bidang Manajemen SDM.
Beleid ini dikeluarkan dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang manajemen SDM, meningkatkan daya saing tenaga kerja, dan membangun hubungan industrial yang harmonis di perusahaan.
Pada kesempatan tersebut, Ida juga mendorong asosiasi-asosiasi yang bergerak di bidang kompetensi, seperti GNIK, mendorong anggotanya, terutama yang bergerak dalam bidang manajemen SDM, agar dapat mendukung Kepmenaker tersebut.
Caranya, dengan mewajibkan pemangku kepentingan, terutama karyawan, pegawai dan pimpinan di level general manager, untuk mengikuti sertifikasi kompetensi.
“Dengan demikian, kualitas SDM atau tenaga kerja kita terjamin serta diakui di pasar tenaga kerja, baik nasional maupun global,” ujar Ida.
Ia pun memastikan bahwa Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Kemenaker juga akan menjadi supporting system yang baik dalam kegiatan tersebut.
Hal tersebut dilakukan dengan memfasilitasi pemangku kepentingan bidang manajemen SDM dengan skema-skema sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan, terutama untuk skema sertifikasi skema level general manager.
Tak lupa, Ida juga mengapresiasi penyelenggaraan acara tersebut. Ia berharap, agar kolaborasi menuju Indonesia kompeten 2030 dapat memberikan manfaat untuk semua masyarakat.
“Semoga, GNIK dapat terus bertumbuh dan berkembang, memberikan kemaslahatan bagi masyarakat secara luas, serta dapat menguatkan langkah dan kolaborasi dalam mewujudkan SDM yang kompeten dan berdaya saing serta rangka menunjang pertumbuhan ekonomi dan Indonesia yang lebih baik,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, lebih dari 300 pimpinan tertinggi atau direktur manajemen SDM (MSDM) dari berbagai perusahaan multinasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan perusahaan swasta nasional membahas tiga tajuk utama kegiatan. Acara itu juga menghasilkan konsensus penting yang akan menjadi program kerja GNIK periode 2023-2030.
Ketua Advisory Committee GNIK Dr Achmad S Ruky, MBA, menyampaikan bahwa Top 300 HR Leaders di Indonesia berkumpul untuk memberikan solusi dalam membangun SDM Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
“Sudah saatnya, praktisi MSDM memikirkan lebih dari wilayah tanggung jawabnya untuk kepentingan bangsa secara luas,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Steering Committee GNIK Dr. Ir. Yunus Triyonggo, MM., CAHRI menegaskan kembali peran unik GNIK dalam membangun kolaborasi menuju Indonesia Kompeten 2030.
Baca Juga: Bangun SDM Terampil, GNIK: Indonesia Bisa Jadi Pemenang di Era Industri 4.0
Hal itu terwujud melalui pembentukan ekosistem talenta unggul dalam identifikasi, pengembangan, sebagai agen perubahan, dan jembatan antara berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah, praktisi industri, maupun akademisi di bidang MSDM
Kontribusi GNIK dalam kegiatan tersebut diwujudkan dalam jajak pendapat tentang Karakter Kepemimpinan Nasional Periode 2024–2029 yang akan menjadi calon pemimpin Indonesia masa depan serta mampu mengantarkan Indonesia sebagai negara berkekuatan ekonomi terbesar nomor lima di dunia. Hal ini sesuai analisis salah satu lembaga riset independen internasional.
Survei yang diikuti oleh lebih dari Top 300 HR Leaders di Indonesia itu menghasilkan simpulan lima karakter kepemimpinan nasional yang dianggap utama.
Karakter tersebut yaitu bervisi nasional, berkarakter kuat, kepemimpinan unggul, merespons dengan cepat dan efektif untuk mengantisipasi perubahan, serta komitmen untuk perkembangan dengan mengerahkan seluruh sumber daya nasional demi kemajuan dan kejayaan nasional di kancah internasional.
Dalam kegiatan tersebut ditetapkan pula Peta Jalan (road map) GNIK, khususnya sebagai sebuah organisasi dalam menyikapi kesiapan tenaga kerja di bidang MSDM, serta seluruh pemangku kepentingan dalam pencapaian hasil optimal dari puncak bonus demografi Indonesia pada 2030.
Tak hanya itu, jajak pendapat terhadap lebih dari Top 300 HR Leaders Indonesia itu juga menghasilkan 4 pilar fokus Peta Jalan GNIK yang akan dituangkan dalam bentuk white paper.
Empat pilar tersebut adalah "Strategi Perjalanan Karier Pekerja Paripurna", "Strategi Peningkatan Fokus Pengembangan Keterampilan Non-Teknis Pekerja", "Kerangka Berpikir Manusia Indonesia Kompeten", dan "Acuan Teknis Untuk Implementasi dalam Organisasi".
Keempat pilar fokus tersebut akan menjadi sumbangsih nyata GNIK kepada Indonesia melalui dokumen kerja dan acuan teknis yang memperhatikan seluruh aspek bisnis, sosial budaya, makroekonomi, regulasi, serta keunikan lanskap karakter tenaga kerja di Indonesia.
Baca Juga: GNIK Targetkan 60 Persen Pekerja Produktif Indonesia Sudah Kompeten di Tahun 2030!
Di akhir acara, seluruh peserta yang hadir juga menguatkan komitmen berkelanjutan untuk menjadi suri teladan dalam mendukung usaha sertifikasi kompetensi tenaga kerja, khususnya di bidang MSDM sesuai Surat Keputusan Menaker RI.
Sebagai bentuk konkret langkah maju tidak terputus, GNIK juga akan membagikan praktik-praktik terbaik dari Top 300 HR Leaders dalam mengelola dan menjadikan SDM yang kompeten. Caranya, melalui media digital dalam bentuk siaran siniar (podcast) dan menerbitkan buku Kumpulan Best Practice Pengelolaan SDM Indonesia.
Seluruh konsensus tersebut merupakan bentuk peran nyata para praktisi HR dan pejuang kompetensi lain dalam pencapaian puncak bonus demografi pada 2030 sert menyongsong Indonesia Emas 2045.
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV