> >

Dirut PLN Jabarkan Capaian PLN dalam Wujudkan Transisi Energi di Indonesia

Advertorial | 2 November 2022, 13:59 WIB
PLN telah meluncurkan peta jalan (roadmap) pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) hingga 3,5 Gigawatt (GW). (Sumber: Dok. PLN)

NUSA DUA, KOMPAS.TV –  PT PLN (Persero) terus menunjukkan komitmen dalam mewujudkan transisi energi untuk mencapai target net zero emission tahun 2060. Hal tersebut dibuktikan dengan sederet capaian positif dalam upaya mendorong energi bersih di tanah air.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan, PLN telah meluncurkan peta jalan (roadmap) pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) hingga 3,5 Gigawatt (GW). Jumlah tersebut lebih besar dari pensiun alami sesuai umur ekonomis pembangkit batubara sebesar 3,2 GW pada tahun 2040. 

Selain pensiun dini, PLN juga telah mengurangi kapasitas PLTU di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dari 27 GW menjadi 13,9 GW. 

Baca Juga: PLN Tawarkan Franchise Stasiun Pengisian dan Penukaran Baterai Kendaraan Listrik, Mulai Rp342 Juta

"Kami di PLN berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan energi bersih. Oleh karena itu PLN mengambil langkah yang cepat," kata Darmawan dalam acara Energy Transition Day di Nusa Dua, Bali pada Selasa (1/11).

Salah satu upaya PLN untuk menurunkan penggunaan batu bara pada pembangkit yaitu dengan mengganti sebagian batu bara dengan biomassa atau co-firing. Skema ini telah diimplementasikan di 33 PLTU dari 48 pembangkit yang tengah diujicoba. 

Selain itu, skema co-firing dengan hidrogen dan amonia juga diterapkan. Saat ini sudah ada tiga pilot project co-firing hidrogen dan amonia dengan menggandeng tiga mitra yang berbeda.

Berikutnya, PLN mengembangkan Carbon Capture and Storage (CCS) untuk menjadi teknologi penyerap emisi karbon dalam jumlah yang besar. Dalam pengembangan ini, PLN telah menggandeng tiga mitra, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Inpex, dan Medco Energi. 

PLN juga akan mempercepat pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Dalam RUPTL 2021-2030, tambahan pembangkit energi baru terbarukan mencapai 20,9 GW atau porsinya akan mencapai 51,6 persen dari total kapasitas pembangkit baru. 

Pengembangan teknologi Smart Grid & Control System juga dilakukan. Sistem ini memiliki kemampuan meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi emisi melalui digitalisasi pada setiap lini proses bisnis PLN. 

Selanjutnya, PLN memberikan layanan sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC) sebagai salah satu fasilitas yang bisa digunakan berbagai pemangku kepentingan seperti BUMN, pemerintahan, bisnis hingga industri untuk sama-sama menggunakan EBT. Hampir 1 Terawatt hour (TWh) REC telah terjual ke berbagai sektor bisnis dan industri dengan jumlah 233 konsumen. 

Baca Juga: SOE International Conference: PLN Jalin Kolaborasi Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Tidak hanya itu, PLN juga terus berupaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle atau EV). Untuk mendukung ekosistem EV, PLN melakukan pengembangan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Saat ini, lebih 240 SPKLU sudah terbangun, di mana 15 mitra siap berkolaborasi untuk mempercepat pengembangan SPKLU ini. 

"Pada intinya, kerja keras yang dilakukan PLN bukan hanya generasi saat ini saja, tapi untuk generasi anak cucu kita. Maka itu, PLN mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam transisi energi bersih ini," pungkas Darmawan. 

Penulis : Adv-Team

Sumber : Kompas TV


TERBARU