Tips Sukses Jalani Bisnis Produk Kecantikan
Brandsight | 28 Oktober 2022, 10:32 WIBKOMPAS.TV – Beberapa tahun terakhir, industri produk kecantikan lokal menjadi primadona di kalangan pebisnis. Pergeseran gaya hidup masyarakat yang seolah dituntut untuk selalu tampil flawless di era media sosial menjadi salah satu alasan peningkatan permintaan produk kecantikan.
Saat ini, produk kecantikan tidak hanya bisa digunakan oleh wanita, tetapi para pria juga mulai mengutamakan penampilan melalui skincare dan makeup. Selain itu, tren kecantikan yang silih berganti tentunya membuat bisnis kecantikan makin berkembang.
Peluang bisnis produk kecantikan yang terlihat menjanjikan tentunya menarik minat banyak orang, termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berikut beberapa tips yang bisa dicoba bila pelaku usaha ingin mencoba terjun di dunia produk kecantikan.
1. Mengikuti Tren Kecantikan Terutama di Media Sosial
Berkat perkembangan media sosial, industri kecantikan juga mengalami sejumlah perubahan tren dari tahun ke tahun. Bila pelaku usaha ingin terjun di industri kecantikan, sangat perlu melakukan research terlebih dahulu.
Beberapa tahun lalu, konsumen menginginkan kulit yang putih bahkan dengan cara instan sekalipun. Karena itu, banyak beredar produk kecantikan dengan klaim memutihkan kulit, dari yang aman sampai mengandung bahan berbahaya.
Sebelum merek lokal menjamur, produk kecantikan luar negeri, terutama dari Amerika Serikat dan Korea Selatan sangat populer di masyarakat Indonesia. Tren kecantikan Amerika Serikat identik dengan kosmetik bold, sementara Korea Selatan mengutamakan penampilan lebih natural.
Bahkan, beberapa tahun terakhir glassy skin atau kulit sehat mulus berkilau tengah digemari. Karena itu, akhir-akhir ini produk perawatan kulit cenderung lebih populer bila dibandingkan dengan kosmetik.
Baca Juga: Simak Pentingnya Menjalin Relationship dan Membangun Loyalitas Pelanggan Bagi UMKM
Expert Business Consultant Seftian Chow mengatakan, sebagai pelaku bisnis sangat perlu membaca dan melihat tren ke depan, terutama lewat media sosial. Zaman sekarang, media sosial memegang peranan besar dalam mempengaruhi konsumen melakukan pembelian dan penggunaan produk kecantikan.
Selain itu, pelaku UMKM dapat memulai berjualan dengan menjadi reseller merek yang sudah terkenal terlebih dahulu. Melalui jalur reseller atau dropship, siapa saja dapat memulai usaha dengan modal yang minim.
Setelah mengetahui model bisnis yang sesuai, Anda dapat mengembangkan UMKM Anda menjadi mitra produk kecantikan. Kalau sudah terbukti banyak permintaan, silakan untuk mulai mencoba menciptakan merek sendiri.
2. Mengetahui Kebutuhan Konsumen
Pebisnis Tasya Nur Medina menceritakan pengalamannya mengembangkan bisnis di bidang produk kecantikan. Awalnya, Tasya memulai bisnis clothing line Daily Wear Meccanism bersama sang adik Zaskia Mecca yang merupakan selebritas tanah air.
Terpikir oleh Tasya menciptakan one stop shopping dengan menambahkan lini kosmetik dan skincare. Tasya membangun bisnis kosmetik dan skincare dengan mengambil sampel kondisi kulit orang tua dan enam saudaranya yang berbeda-beda.
Kemudian, Tasya mengembangkan Zam Cosmetics untuk memenuhi berbagai kebutuhan kulit. Meskipun menggunakan bahan-bahan berkualitas dan Zaskia Mecca sebagai brand ambassador, harga produk yang ditawarkan masih tergolong terjangkau. Prinsip Tasya adalah tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk menjadi cantik dan glowing.
3. Perhatikan Persaingan di Industri Kecantikan
Potensi kesuksesan produk kecantikan tentunya menarik banyak perhatian pebisnis sehingga persaingan kian meningkat. Tidak hanya bersaing dengan produk dari luar negeri, menjamurnya merek dan klinik kecantikan lokal membuat pebisnis perlu strategi khusus menghadapinya.
dr.Ayu Nurmuliawati Hanapi, dipl. AAAM selaku pemilik Arayu Aesthetic Clinic mengutarakan pentingnya personal branding yang kuat untuk melengkapi branding dari produk atau klinik kecantikan yang dimiliki.
Personal branding merupakan suatu image yang melekat terhadap produk atau klinik. Selain menanamkan image, penting bagi produk kecantikan untuk menghadirkan hasil nyata kepada konsumen. Poin tersebut dapat menjadi kekuatan Anda untuk bersaing dengan merek lain.
Selain itu, penting bagi pelaku bisnis untuk terus memperbaharui sertifikasi sesuai regulasi yang berlaku. Sertifikasi yang diperlukan antara pemilik klinik kecantikan dengan produk kecantikan tentunya berbeda satu sama lain.
Baca Juga: Bisnis UMKM Stuck di Pasar Lokal? Yuk, Coba Go International!
Pemilik klinik kecantikan membutuhkan izin usaha hingga kompetensi dokter dan perawat sesuai pekerjaan yang dilakukan. Sementara itu, produk kecantikan perlu lolos uji keamanan dari BPOM serta standar halal MUI bila menargetkan pengguna Muslim.
Pelaku usaha perlu menawarkan solusi atas permasalahan calon konsumen, misalnya saat ini bumi makin tercemar sehingga kulit membutuhkan perlindungan ekstra. Contoh lainnya, menawarkan produk perawatan kulit seperti facial foam untuk pria karena saat ini skincare bersifat universal.
Itulah tips yang dapat ditiru pelaku UMKM yang tertarik mencoba berbisnis produk kecantikan. Selain mencoba tips di atas, pelaku usaha dapat mempelajari strategi bisnis langsung dari pakarnya melalui seminar dan pelatihan.
Salah satu instansi yang menaruh perhatian khusus terhadap UMKM adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Kepedulian BRI kepada perkembangan UMKM Indonesia terlihat dari beragam program, seperti Pesta Rakyat Simpedes (PRS) 2022.
Setelah diadakan di berbagai kota besar Indonesia, kegiatan bertema “Pede Memimpin Perubahan” tersebut diadakan di Makassar, Sulawesi Utara, Jumat (21/10/2022) hingga Minggu (23/10/2022). Melalui acara ini, BRI mengajak seluruh UMKM lebih percaya diri berinovasi untuk membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
BRI menghadirkan tabungan BRI Simpedes sebagai layanan keuangan yang mampu dijangkau masyarakat Indonesia hingga ke daerah pelosok. BRI Simpedes tersedia untuk keuangan individu dan bisnis yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM.
Di sisi lain, PRS 2022 diadakan sebagai sarana BRI meningkatkan literasi keuangan dan memberikan edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat. Pengunjung yang menghadiri PRS secara langsung perlu membayar tiket masuk seharga Rp 1 melalui aplikasi BRImo.
Para pengunjung juga diwajibkan menggunakan sistem pembayaran digital (cashless) selama acara berlangsung. BRI juga menyiapkan berbagai kegiatan seru seperti Panggung Bintang, Pasar UMKM, Panen Hadiah, Peduli, serta Pawai kesenian dan budaya.
Bila Anda memerlukan informasi lebih lanjut seputar penyelenggaraan Pesta Rakyat Simpedes 2022, silakan akses http://s.id/PRS2022.
Penulis : Meirna-Larasati
Sumber : Kompas TV