Dukungan Bank Syariah Indonesia dalam Membangun Industri Makanan & Minuman Halal di Indonesia
Advertorial | 3 Oktober 2022, 13:27 WIBKarena itu, pengembangan industri halal ini dapat direalisasikan dengan mengurangi ketergantungan impor dan membangun industrinya dari hulu ke hilir di dalam negeri.
Upaya lain yakni melakukan sertifikasi halal di setiap produk dan bahan baku dalam proses produksi dan supply chain-nya.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Ekspor Bandeng Hasil Desa Binaan
Dengan strategi tersebut, diharapkan menjadi peluang bagi pelaku bisnis dalam negeri dalam mendorong pertumbuhan industri makanan dan minuman hingga ke segmen industri kecil dan menengah.
Artinya, potensi besar di industri ini tidak hanya menjadi peluang bagi korporasi besar.
Pada kesempatan webinar tersebut, hadir pula Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Susiwijono Moegiarso.
Susiwijono dalam keynote speech menyatakan Indonesia perlu memanfaatkan keberadaan kawasan industri, salah satunya seperti yang berlokasi di Batam.
Pemanfaatan tersebut diperlukan untuk mendorong kemandirian industri dalam negeri dengan menghubungkan basis produksi lokal dengan global halal value chain.
Sejalan dengan hal ini, perbankan syariah juga diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam merealisasikan strategi pembangunan industri makanan dan minuman halal di dalam negeri.
Dalam kesempatan yang sama, SVP SME Banking BSI Dedy Suryadi memaparkan dukungan BSI dalam membangun industri makanan dan minuman halal di Indonesia.
Salah satu dukungan yang diberikan BSI yakni lewat penyaluran pembiayaan tepat sasaran kepada pelaku UMKM dan IKM yang bergerak di bidang makanan minuman halal. Dukungan BSI termasuk melalui pembangunan UMKM Center yang saat ini sudah ada di tiga kota.
Selain itu, program Talenta Wirausaha Muda yang sudah berjalan di tahun ini akan menjadi agenda rutin tahunan guna menjaring para pelaku UMKM dan IKM untuk bisa masuk dalam ekosistem BSI, khususnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman halal.
Dengan begitu, pembiayaan akan semakin tepat sasaran dan tepat guna karena lewat dua program ini BSI tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pendampingan dan pelatihan agar UMKM ini bisa sustain dan naik kelas.
Dedy menjelaskan, nasabah UMKM BSI hampir mayoritas 60 persen adalah bergerak di sektor makanan dan minuman, dan ternyata sebagian besarnya belum memiliki literasi tentang kehalalan produknya.
“Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama, bagaimana kita harus membina para UMKM dan IKM dengan memberikan literasi tentang kehalalan produk yang diproduksi ada dijualnya," ucap Dedy.
Baca Juga: Kinerja Keuangan Bank Syariah Indonesia Naik di Atas Rata-rata Industri
"Selanjutnya adalah bagaimana mendorong terbangunnya kawasan halal, termasuk kemudian bagaimana kita harus dapat menciptakan UMKM dan IKM halal yang go global dan berdaya ekspor,” kata Dedy.
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV