Berbekal Video Pendek Edukatif, Para Content Creator Ini Dapat Uang Puluhan Juta Rupiah!
Brandsight | 7 September 2022, 19:49 WIBKOMPAS.TV – Ratusan video pendek bertema literasi keuangan dalam beberapa waktu terakhir makin menjamur terutama di platform Youtube. Di tengah era digitalisasi, video pendek kreatif dapat menjadi salah satu sarana mengedukasi masyarakat terkait literasi keuangan.
Karena dikemas secara ringan dan menarik, video pendek edukatif banyak dipilih menjadi media pembelajaran masyarakat, khususnya generasi muda. Hal ini disadari oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang berkomitmen menjaga stabilitas keuangan nasional.
Sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan KG Media berkolaborasi mengadakan CreaVid Competition 2022 dengan total hadiah Rp100 juta.
Kompetisi video kreatif ini mengambil tema “Tingkatkan Literasi Keuangan Untuk Mendukung Perekonomian Indonesia Dalam Rangka Pemulihan Pasca Pandemi Covid-19”.
Menurut Sekretaris Lembaga LPS Dimas Yuliharto, kegiatan ini bertujuan sebagai wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi seputar literasi keuangan dengan kemasan yang ringan dan edukatif.
Selain itu, melalui CreaVid, para insan kreatif dapat menyalurkan ide dan gagasannya secara positif. Acara yang berlangsung sejak 8 Agustus 2022 ini disambut baik oleh masyarakat, terutama generasi milenial.
Baca Juga: CreaVid Competition Masuk Tahap Penjurian, 404 Video Telah Dikirim Peserta
Hal ini terbukti dari jumlah video kreatif yang diunggah partisipan mencapai lebih dari 400 video. Pengumuman pemenang CreaVid Competition 2022, dihelat secara daring pada Kamis (1/9/2022).
Alexander Wibisono (Deputy GM News & Current Affairs Kompas TV), Yuki Kato (Public Figure), dan Dimas Yuliharto (Sekretaris LPS) ditunjuk menjadi juri dalam kompetisi ini.
Melalui serangkaian penjurian ketat, Nur Akmal Nasrullah dinobatkan sebagai Juara 1 dengan judul video Uangmu, Tanggung Jawabmu. Akmal mengantongi hadiah sebesar Rp45 juta.
Kemudian, Juara 2 dengan hadiah sebesar Rp30 juta, jatuh kepada Abdul Wahid dengan judul Video Anak Muda. Juara 3 diraih Roiyan Cahya melalui video berjudul Sumringah, dengan hadiah sebesar Rp15 juta.
Bermodal kreativitas, para insan kreatif tersebut berhasil mendapatkan hadiah berupa uang tunai dalam nominal yang tidak sedikit. Ada cerita unik di balik kemenangan Akmal dalam kompetisi ini.
Saat dihubungi panitia dan dikabari bahwa ia memenangkan kompetisi CreaVid, Akmal sempat tidak percaya bahkan memarahi panitia melalui telepon. Pasalnya, istri Akmal, sang juara kompetisi ini, pernah menjadi korban phising. Namun, setelah dikonfirmasi, akhirnya panitia berhasil meyakinkan Akmal sebagai peraih hadiah pertama dari LPS.
Selain itu, pengalaman pribadi Akmal malah melahirkan ide utama pembuatan video pendek ini. Kisah Akmal dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk selalu waspada serta meningkatkan literasi keuangan agar tidak mudah terkena modus penipuan.
Baca Juga: LPS dan Kompas Gramedia Tingkatkan Literasi Keuangan Lewat CreaVid Competition
Literasi keuangan atau financial literacy adalah keterampilan, pengetahuan, hingga keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pengelolaan keuangan demi mencapai kesejahteraan.
Dengan kata lain, literasi keuangan merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan menerapkan berbagai keterampilan keuangan secara efektif, termasuk manajemen keuangan pribadi, penganggaran, dan investasi.
Sektor keuangan menjadi salah satu sektor yang secara aktif mengembangkan produk dan layanan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya jasa lembaga keuangan yang mengalihkan transaksi secara digital atau online.
Selain makin beragamnya produk dan jasa keuangan, sektor keuangan juga tersebar luas sekaligus menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat.
Kini, masyarakat dapat melakukan berbagai transaksi keuangan, mulai dari pembayaran, transfer uang, hingga pembukaan rekening melalui smartphone. Masyarakat juga bisa menjangkau berbagai produk keuangan seperti investasi, asuransi, hingga deposito tanpa perlu repot keluar rumah.
Teknologi di sektor keuangan yang makin canggih seharusnya diimbangi dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat makin terampil dalam mengelola keuangan serta mampu memanfaatkan produk dan layanan keuangan dengan baik.
Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), hingga akhir Juni 2022, jumlah investor ritel di Pasar Modal Indonesia mencapai 9,1 juta mengalami pertumbuhan sebesar 21,68 persen dibandingkan posisi 30 Desember 2021. Uniknya, para investor didominasi generasi muda atau usia di bawah 30 tahun sebesar 59,72 persen dari keseluruhan jumlah investor.
Seiring dengan fenomena tersebut, para investor perlu memiliki pemahaman terkait instrumen keuangan serta mencegah perilaku investasi yang tidak sehat. Pasalnya, tidak sedikit investor yang ingin mendapat keuntungan tinggi tanpa mempertimbangkan risiko, aspek legalitas produk, serta logika.
Terlebih lagi, saat ini banyak generasi muda yang menjadi korban skema investasi ilegal dan transaksi crypto-asset dengan berbagai modus. Faktanya, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dan belum merata secara menyeluruh.
Sejumlah data dari lembaga keuangan menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia secara umum belum memahami dengan baik karakteristik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal.
Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat literasi keuangan rendah bahkan buta finansial didominasi mereka yang tinggal di wilayah pedesaan terutama daerah pedalaman.
Faktor penyebabnya antara lain keterbatasan teknologi dan kurangnya jangkauan terhadap produk dan layanan keuangan.
Baca Juga: LPS CreaVid Sukses Bangkitkan Kreativitas Generasi Milenial dalam Literasi Keuangan Masyarakat
Rendahnya literasi keuangan masyarakat dapat berdampak buruk, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebagai contoh, individu dengan literasi keuangan rendah akan sulit mengambil keputusan dalam upaya mencapai kesuksesan finansial. Bahkan, tak jarang kelompok tersebut rentan terkena penipuan atau investasi bodong.
Di sisi lain, banyak orang yang terjebak dalam jeratan utang akibat ketidakmampuan mengelola keuangan serta kurangnya persiapan finansial.
Jika kondisi tersebut berlangsung secara terus menerus, tentunya akan meningkatkan risiko gagal bayar, penjualan aset, hingga kebangkrutan.
Cara Meningkatkan Literasi Keuangan
Ada banyak cara yang dapat dilakukan guna meningkatkan literasi keuangan, baik secara individu ataupun berkelompok. Anda dapat memulainya dari cara yang paling simpel hingga cara kreatif agar minat masyarakat mempelajari literasi keuangan makin tinggi. Selain membuat video edukatif seperti Akmal, Anda bisa mencoba cara-cara di bawah ini.
Menyiapkan Perencanaan Keuangan
Untuk memudahkan pengelolaan keuangan, Anda dapat membuat anggaran dengan mencatat jumlah pendapatan dan pengeluaran per bulan. Anda bisa membuat anggaran secara manual atau digital melalui aplikasi.
Buat anggaran sesuai kebutuhan Anda, misalnya mencakup pendapatan, biaya tetap, pengeluaran, dan tabungan. Dengan begitu, Anda dapat melacak stabilitas keuangan yang dapat membantu Anda mengambil keputusan finansial.
Mempelajari Literasi Keuangan Secara Mandiri
Anda bisa mulai berkomitmen untuk mempelajari literasi keuangan pribadi secara santai minimal 30 menit dalam seminggu. Selain membaca buku dan artikel terkait, Anda dapat menonton video edukasi dan mengikuti berbagai seminar bertema literasi keuangan.
Terlebih lagi saat ini sudah banyak kelas pelatihan perencanaan keuangan hingga investasi yang dapat diikuti secara daring.
Berdiskusi dan Berkonsultasi ke Profesional
Selain mempelajari sendiri, Anda dapat berdiskusi tentang literasi keuangan dengan orang-orang terdekat seperti keluarga, pasangan dan teman.
Bila diperlukan, Anda juga bisa mencoba berkonsultasi dengan para profesional seperti konsultan keuangan untuk membantu Anda meningkatkan pemahaman.
Penulis : Meirna-Larasati
Sumber : Kompas TV