Mandalika, Destinasi Unggulan Wisata #DiIndonesiaAja
Advertorial | 5 Juni 2022, 17:03 WIBBicara soal destinasi wisata di Kawasan Mandalika memang seolah tidak ada habisnya.
Selain menyuguhkan panorama alam memesona, ada juga objek wisata budaya dan tradisi yang kental, yaitu Desa Adat Sade.
Desa Adat Sade terletak di Kabupaten Lombok Tengah. Dari Mandalika menuju Desa Sade membutuhkan waktu sekitar 15 menit menggunakan mobil.
Untuk berkunjung ke Desa Sade tidak dipungut biaya. Namun, Anda juga bisa memilih paket wisata keliling kampung ditemani tour guide dengan harga mulai Rp 35 ribu.
Baca Juga: Melihat Uniknya Pesona Adat dan Tradisi Suku Sasak Desa Sade
Salah satu keunggulan Desa Sade adalah rumah tradisionalnya. Warga desa ini memiliki rumah berdinding bambu, beratap alang-alang kering, serta berlantaikan tanah liat dan sekam padi.
Anda bisa menjumpai sekitar 150 rumah adat yang masih berdiri di Desa Wisata Sade.
Selain itu, desa ini juga terkenal dengan pengrajin kain tenun khas Lombok.
Hampir semua perempuan di Desa Sade dapat menenun. Aktivitas menenun menjadi kewajiban yang harus dilakukan semua perempuan desa.
Kain tenun menjadi komoditas ekraf (ekonomi kreatif) utama warga desa yang dijual kepada wisatawan.
Selain kain tenun, Anda juga bisa membeli produk ekraf khas Lombok lainnya, seperti aneka gelang Suku Sasak dan kalung koin kuno.
Kini, produk ekonomi kreatif khas Lombok bisa juga ditemukan di e-commerce. Dengan membeli produk ekraf khas daerah, Anda ikut berpartisipasi membantu perekonomian warga sekitar.
Karena pesonanya, Desa Wisata Sade pun masuk dalam nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 dari Kemenparekraf.
Pesona Desa Wisata Sasaot
Desa wisata lain yang bisa dikunjungi di Mandalika adalah Desa Wisata Sesaot yang berlokasi di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.
Desa Sasaot masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 dan mendapatkan bantuan Kemenparekraf dalam pengelolaannya.
Tidak jauh beda dari Desa Wisata Sade, Desa Wisata Sesaot juga menjadi salah satu kawasan tempat tinggal suku Sasak asli Lombok.
Uniknya, Desa Wisata Sesaot mengusung konsep wisata berbasis komunitas atau community based tourism. Pengembangannya memanfaatkan sumber daya alam dan manusia sekitar kawasan tersebut.
Saat berkunjung, Menparekraf Sandiaga Uno berpesan untuk menjadikan Desa Sasaot sebagai bagian society 5.0.
“Society 5.0 mengharuskan penggunaan aspek teknologi yang memberdayakan dan dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Konsep desa wisata dengan pendekatan ekonomi kreatif perlu dihadirkan dalam pengembangan desa lain,” kata Sandiaga.
Desa Wisata Sesaot termasuk jalur geowisatakarena berkaitan erat dengan jalur pendakian Sasak Kuno menuju Gunung Rinjani.
Desa ini tersusun oleh batuan gunung api dari komplek gunung api purba Punikan dan komplek gunung api Rinjani yang kaya akan potensi alam.
Perjalanan mencapai Desa Wisata Sesaot memerlukan waktu sekitar 1 jam 15 menit dari Bandara Internasional Lombok.
Salah satu pusat rekreasi masyarakat atau purekmas yang menjadi destinasi unggulan berupa pemandian air alami nan bersih dan jernih.
Sebagai standar protokol kesehatan di masa pandemi, Purekmas Sesaot telah memiliki sertifikat CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability). Jadi, pengunjung dapat berwisata dengan aman dan nyaman.
Selain itu, ada juga pemandian alami yang sumber airnya langsung dari Gunung Rinjani.
Karena airnya tergolong dingin objek wisata ini disebut aik nyet. Aik nyet dalam bahasa Sasak berarti air dingin.
Masyarakat Desa Sasaot juga masih menjunjung tinggi tradisi dan budaya asli suku Sasak. Salah satunya dengan melestarikan kebudayaan tradisonal berupa Tari Betabek.
Dalam Bahasa Indonesia, betabek artinya permisi dengan cara membungkukkan badan. Karena itu, tarian ini menunjukkan masyarakat Desa Sasaot yang menjunjung tinggi nilai kesopanan dan kearifan lokal.
Supaya lebih puas jalan-jalan di Desa Wisata Sesaot, Anda bisa menginap di homestay desa. Uniknya, homestay di Desa Sasaot berupa rumah adat Suku Sasak yang berbentuk seperti bangunan lumbung.
Seluruh homestay sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti penyemprotan peralatan dengan disinfektan.
Anda juga dapat menyaksikan sunrise dari rumah pohon ketika menginap di homestay. Spot ini menjadi favorit pengunjung karena berlatar belakang Gunung Rinjani dan sawah.
Saat berwisata #DiIndonesiaAja, sempatkan diri Anda untuk mencicipi kuliner khas daerah. Kuliner Lombok paling populer adalah nasi balap puyung yang terkenal dengan cita rasa pedasnya.
Seporsi lengkap nasi balap puyung terdiri dari nasi, ayam suwir pedas, kacang kedelai, sayur, abon, dan sate lilit.
Asyiknya Surfing di Pantai Selong Belanak
Salah satu pantai yang wajib dikunjungi saat ke Mandalika adalah Pantai Selong Belanak. Untuk mencapai Pantai Selong Belanak, Anda cukup berkendara dari Lombok International Airport selama 30 menit.
Keunikan Pantai Selong Belanak yaitu garis pantai panjang berbentuk bulan sabit. Pantai ini memiliki pasir pantai putih dengan lautan biru yang sangat jernih.
Pantai Selong Belanak adalah tempat yang tepat bila Anda ingin belajar surfing. Ombak di pantai ini tidak terlalu besar sehingga sangat cocok untuk surfing kelas pemula.
Wisatawan dapat belajar berselancar bersama pemandu yang menyediakan papan selancar.
Sejak Mandalika dijadikan Destinasi Super Prioritas, wisatawan lokal maupun mancanegara meningkat pesat.
Selain itu, peminat surfing pun makin meningkat sehingga dibutuhkan banyak instruktur profesional.
Kompas TV dan Kemeparekraf menyiapkan kuis berhadiah merchandise menarik bagi penonton setia Program Jalan-Jalan.
Anda dapat langsung mengunjungi Instagram Kompas TV untuk menjawab kuis berhadiah ini.
Mandalika mengakhiri keseruan jalan-jalan di lima Destinasi Wisata Super Prioritas dari Kemenparekraf.
Namun, Steffy dan Rezha masih akan hadir tiap minggu untuk merekomendasikan berbagai tempat wisata #DiIndonesiaAja.
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV