Cara Kembangkan Bisnis di Tengah Pandemi a la Arah Coffee
Advertorial | 19 Mei 2022, 01:00 WIBSOLO, KOMPAS.TV- Tak seperti bisnis lain yang mengalami penurunan pendapatan, merek kopi Arah Coffee justru berkembang pesat pada masa pandemi Covid-19.
Sejak berdiri pada tahun 2018 hingga tahun 2022 ini saja, Arah Coffee sudah memiliki lebih dari 50 cabang di Pulau Jawa, ditambah satu community store (kedai komunitas) dan dua iconic store (kedai ikonis).
Head of Growth Arah Coffee Felix Fernando menjelaskan tiga nilai kunci dalam membangun bisnis Arah Coffee, sehingga dapat berkembang pesat.
Pertama, menentukan nilai produk yang sesuai dengan visi dan misi. Kedua, menjunjung tinggi mitra. Terakhir, membuat keputusan berdasarkan orientasi konsumen.
“Entrepreneur biasanya langsung membangun bisnis ketika sudah dapat ide. Namun, hal tersebut tidak bisa (dilakukan) setengah-setengah. Merek yang kami buat harus punya cerita dan perlu ada learning market (mempelajari pasar),” ujar Felix pada Selasa (10/5/2022) melalui keterangan pers yang dikutip dari Kompas.com.
Felix menjelaskan, semua merek harus memiliki nilai produk yang sesuai dengan visi dan misinya. Misi Arah Coffee, kata Felix, salah satunya adalah berkontribusi kepada komunitas (give back to community).
Menurut Felix, Arah Coffee berusaha untuk menyejahterakan petani kopi di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar kelima di dunia.
Selanjutnya, Felix menyampaikan, kunci keberhasilan Arah Coffee juga berasal dari kontribusi para mitra (partnership). Mitra-mitra Arah Coffee menjadi penyokong bisnis dengan memberi masukan serta ide-ide cemerlang.
Pada masa pandemi Covid-19 Arah Coffee justru dapat melakukan kolaborasi dengan baik dengan para mitra.
Selain itu, Felix menuturkan, pelaku bisnis memerlukan customer experience (pengalaman pelanggan) dalam membangun sebuah bisnis.
"Artinya, segala keputusan pembuatan produk harus berbasis pada orientasi konsumen," kata Felix.
Dia menambahkan, basis data (database) juga menjadi hal penting untuk tujuan perluasan bisnis, misalnya membuka cabang baru yang lebih teranalisis.
"Kami bisa bertindak membuka cabang baru dengan lokasi mirip yang sesuai dengan database. Dengan begitu, analisis pemilihan lokasi terarah dan risikonya jadi jauh lebih kecil,” jelas Felix.
Felix melanjutkan, pihaknya menentukan lokasi, manajemen risiko, dan pengembangan produk berdasarkan riset serta kebutuhan konsumen.
Bahkan, Arah coffee juga mencetuskan sarana saran dan kritik melalui Arah Virtual Assistance.
Felix menambahkan, Arah Coffee memiliki sistem kemitraan yang dikembangkan dengan pola manajemen terpusat.
"Dengan begitu, para partner tidak perlu risau mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan operasional outlet dan pengembangan bisnisnya. Mereka pun dapat berfokus pada rutinitas masing-masing," pungkasnya.
Felix juga mengatakan, pihaknya berencana untuk menambah jumlah kedai Arah Coffee.
“Target yang ingin dicapai saat ini sebanyak 80 store,” pungkasnya.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com