Jadi Salah Satu Destinasi Kesehatan, Sarawak Hadir di Malaysia Healthcare Expo 2022 Jakarta!
Advertorial | 24 Maret 2022, 14:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Data dari Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) menunjukkan, sebelum pandemi Covid-19 menghantam dunia, terdapat lebih dari 600 ribu pasien warga negara asing (WNA) yang datang ke Malaysia untuk berobat.
Namun, sejak 2020 hingga 2021, Malaysia hanya bisa mendatangkan pasien yang memiliki penyakit berat atau mereka yang tengah berada dalam fase kritis.Dari ratusan ribu pasien, Malaysia hanya bisa menerima 600 pasien.
“Banyak sekali sebelum pandemi. Pada 2019, ada lebih dari 600 ribu pasien. Tapi sayangnya sejak pandemi, kami lockdown, hanya bisa menerima 600 pasien saja, itu pun yang betul-betul kritis,” ucap Chief Executive Officer Malaysia Healthcare Travel Council (CEO MHTC), Mohd Daud Mohd Arif dalam konferensi pers pada Rabu (23/3).
Hal ini membuat banyak pasien yang biasanya berobat di Malaysia kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan pilihannya. MHTC mengaku menerima begitu banyak pertanyaan dari khalayak tentang kapan dibukanya gerbang bagi wisatawan asing untuk datang; bukan hanya untuk berjalan-jalan, tapi untuk menjalani pengobatan.
Karenanya, bersamaan dengan momentum pembukaan akses masuk ke Malaysia tanpa karantina pada 1 April 2022 mendatang, MHTC menggelar Malaysia Healthcare Expo (MH Expo 2022) di di Central Park Mall, Jakarta.
Dan pada kesempatan ini, MH Expo 2022 turut menggandeng salah satu perwakilan pariwisata Malaysia untuk memberikan pengalaman yang lebih komprehensif bagi para calon wisatawan medis. Salah satunya adalah Lembaga Pariwisata Sarawak (Sarawak Tourism Board/STB)!
Bekerja sama dengan MHTC dalam pameran ini, Lembaga Pariwisata Sarawak yakin bahwa partisipasi Sarawak pada pembukaan akses Malaysia di 2022 akan membantu menghidupkan kembali industri pariwisata kesehatan mereka.
Tak hanya itu, andil Sarawak juga diharapkan memberi manfaat kepada mereka yang bekerja di sektor medis, serta sektor lain yang berkaitan dengan kesehatan.
CEO STB, Sharzede Datu Hj. Salleh Askor mengatakan bahwa Sarawak adalah salah satu tujuan wisata kesehatan yang paling dicari karena layanan kesehatannya yang terjangkau dan berkualitas tinggi, di mana lebih dari 53.000 orang mengunjungi negara bagian itu sepanjang periode sebelum pandemi untuk mencari perawatan medis.
“Dari statistik tersebut, Indonesia menjadi kontributor terbesar dari total pendapatan sektor pariwisata kesehatan Sarawak pada tahun 2019 sebesar 59,7 juta ringgit, Ini adalah indikasi yang jelas bahwa pariwisata kesehatan adalah salah satu segmen kunci yang dapat mendongkrak implementasi Strategi Pengembangan Sarawak setelah pandemi atau Sarawak Post Covid -19 Development Strategy 2030 (PCDS 2030),” pungkas Sharzede, dikutip dari rilis pers.
Pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur juga akan menjadi faktor penting untuk semakin mempermudah calon wisatawan kesehatan berobat di Sarawak mengingat kedekatan geografis.
“Dengan pembukaan perbatasan internasional Malaysia baru-baru ini diumumkan oleh pemerintah Federal, pameran ini adalah kesempatan sempurna bagi Sarawak untuk menunjukkan kepada pasar Indonesia akan fasilitas mutakhir dan layanan terampil yang ditawarkan oleh institusi medis swasta dan rumah sakit di Kuching, Sibu, Miri dan Bintulu,” tutupnya.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Sarawak Tourism Board, klik di sini!
Penulis : Edwin Zhan Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV