> >

Potensi Ekonomi Digital Besar, Indonesia Dorong Kesiapan Infrastruktur dan SDM

Advertorial | 31 Januari 2022, 18:43 WIB
B-Talk Upaya Total Mendorong Ekonomi Digital yang tayang di Youtube KompasTV, Selasa (25/1/2022). (Sumber: Tangkapan Layar Youtube KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ekonomi digital terus didorong untuk menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi dan seterusnya. Data Bank Indonesia (BI) memperkirakan, total nilai transaksi digital menyundul Rp 530 triliun pada 2022.

Adanya pandemi Covid-19 mendorong banyaknya perusahaan bermigrasi ke cloud untuk efisiensi biaya dan kelincahan menghadapi beragam situasi. Pembatasan sosial telah berdampak signifikan pada peningkatan aktivitas ekonomi berbasis internet, seperti platform marketplace dan keuangan digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Johnny G. Plate menyebutkan, proyeksi ekonomi digital Indonesia tahun 2030 mencapai 330 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 4.500 triliun. Jumlah ini dua kali lipat dari ekonomi digital ASEAN saat ini.

Besarnya prospek ekonomi digital perlu didukung dengan kebijakan membentuk ekosistem digital yang optimal. Untuk itu, Kominfo telah menyiapkan road map atau peta jalan digital Indonesia 2021-2024 dengan 4 (empat) prioritas.

“Yang ada di dalam itu (road map) empat prioritas, pertama menyelesaikan sektor infrastruktur digital (Information and Communication Technologies/ICT), pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. Ini harus melibatkan banyak lembaga dan sektor-sektor privat,” ucap Johnny dalam B-Talk bertajuk “Upaya Total Mendorong Ekonomi Digital” di KompasTV.

Baca Juga: Provinsi Bali Kejar Transformasi Digital Pulau Pintar dengan AWS Cloud

Pembangunan digtal ICT di seluruh wilayah nasional, khususnya di wilayah 3T tengah disiapkan. Perusahaan penyedia layanan operator didorong untuk menghadirkan sinyal 4G yang kuat untuk menghubungkan berbagai pulau di Indonesia.

Tak hanya itu, industri data center atau pusat data di Indonesia juga tengah bertumbuh pesat, terlebih dengan kehadiran Amazon Web Services (AWS) Cloud region Indonesia dengan 3 (tiga) wilayah availability zone.

Kebutuhan yang tinggi akan hadirnya pusat data juga diindikasikan dengan berbagai rencana pembangunan kota pintar (smart city) atau pulau pintar (smart island), yang telah dimulai salah satunya oleh Provinsi Bali.

Kendati demikian, di samping membangun infrastruktur secara besar-besaran, peta jalan digital masih menghadapi tantangan, khususnya dalam ketersediaan talenta digital yang akan mengelola infrastruktur digital.

“Ekonomi GDP Indonesia ditopang 60 persennya oleh UMKM dan ultra mikro, sehingga migrasi aktivitas UMKM sebagai penopang harus jadi hal utama. Karena piramidanya paling banyak di UMKM dan ultra mikro, maka itu yang jadi prioritas untuk didukung dan didorong,” terangnya.

Untuk mendorong transformasi digital yang optimal, Indonesia perlu menyiapkan talenta digital di seluruh level, mulai dari basic skill hingga menengah atau intermediate.

Johnny menegaskan, talenta digital yang memiliki kemampuan di kurikulum teknik seperti cloud computing, big data, artificial intelligent (AI), internet of things (IoT), virtual reality (VR), dan lain sebagainya sangat diperlukan untuk mencapai visi Indonesia 4.0.

Country Manager AWS Indonesia, Gunawan Susanto memberikan dukungan program Indonesia 4.0. Gunawan berpendapat bahwa program tersebut dapat memberikan dorongan bagi masyarakat ekonomi Indonesia untuk bisa bergerak maju lebih cepat.

“Program Indonesia 4.0 ini kami percayai akan memberikan dorongan bagi masyarakat, baik itu di area small medium bisnis, UMKM, maupun skala menengah atau besar, termasuk startup, company, dan sebagainya. Mereka melihat kebutuhan cloud untuk efisiensi dari sisi compute, storage, database, dan lainnya, serta lebih agile dan cepat berinovasi,” ujarnya.

Investasi berkelanjutan AWS di Indonesia                                                                                       

Selama 15 tahun terakhir, investasi penyedia layanan cloud computing, AWS telah mencapai total Rp 71 triliun di Indonesia. Paling baru, AWS mengumumkan resminya Region AWS Asia Pasifik (Jakarta) sebagai salah satu investasi berkelanjutan yang mereka lakukan.

Region AWS Asia Pasifik (Jakarta) diperkirakan menambah PDB sekitar 10,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 155 triliun selama 15 tahun ke depan.

Kontribusi ini dapat mendukung proyeksi Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mengenai kontribusi ekonomi digital terhadap PDB di tahun 2030, yang diperkirakan mencapai Rp 24.000 triliun.

Sebelumnya pada tahun 2018, AWS telah membuka kantor di Jakarta untuk mendukung basis pelanggannya yang berkembang pesat di seluruh negeri. Hadirnya kantor AWS juga membuka lapangan pekerjaan baru, seperti technical experts, solutions architects, technical account managers (TAMs), partner managers, systems engineers, dan professional services providers.

Baca Juga: Layanan Optimasi Biaya Lewat Sistem Pembayaran AWS Pay As You Go

Pada tahun 2019, AWS membuat komitmen untuk memberdayakan ratusan ribu orang Indonesia dari semua latar belakang dengan pengetahuan mengenai cloud. Ini merupakan upaya AWS menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan pada tahun 2025, sekaligus mendukung inisiatif nasional “Merdeka Belajar”.

Hingga saat ini, sebanyak 200.000 orang Indonesia telah dilatih keterampilan cloud bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan lembaga lainnya, termasuk lembaga pendidikan dan Mitra AWS.

“Bukan hanya jumlahnya (200 ribu orang) yang banyak, kami menekankan sisi kualitas dari kurikulumnya, di mana pelatihan-pelatihan ini bekerja sama juga dengan pemerintah. Jadi kami sepakat dengan program pemerintah dan dengan program fokus kepada UMKM fokus kepada digital talent,” terang Gunawan.

Sejak 2017, AWS telah membantu lebih dari 1.700 startup Indonesia membangun dan meningkatkan skala bisnis mereka di AWS. AWS juga tetap berkomitmen kuat untuk mendukung pelaku UMKM, startup, dan bisnis di Indonesia secara keseluruhan.

“Salah satu contohnya pemilik usaha warung sembako di Medan, Pak Jumi, dengan PT Mutiara Karya. Dia bingung bagaimana cara untuk ekspansi bisnisnya ke digital, kemudian ikut pelatihan selama 2 bulan dan berhasil mentransformasi bisnisnya,” lanjut Gunawan.

Tak kalah penting, AWS juga berkomitmen membangun infrastruktur yang reliable dan secure. Tidak hanya harus bisa diamankan, setiap data center AWS didesain highly resilience dan secure agar semua pelanggan bisa mengamankan data sekaligus memenuhi kebutuhan regulasi pemerintah.

“Risikonya kalau infrastruktur tidak tercapai, nilai tambah ekonomi dari sisi productivity, agility, cost efficiency. Ujungnya kemampuan dari organisasi atau bisnis kecil, menengah, atau besar untuk bisa berinovasi jadi kurang. Sehingga sangat penting untuk Indonesia memiliki kesetaraan akses terhadap teknologi dan sebagainya,” paparnya.

Dalam lima tahun ke depan, AWS berencana menjangkau lebih dari 1 juta penerima manfaat di Indonesia melalui inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan di bawah AWS InCommunities, yang mencakup pendidikan bidang science, technology, engineering, arts, and math (STEAM), pengembangan tenaga kerja teknologi lokal, pengembangan komunitas, serta inisiatif lingkungan.

Gunawan meyakini, adopsi cloud akan menjadi normal baru bagi seluruh sektor tanpa terkecuali dan mendorong ekonomi digital Indonesia ke depan. Bagi para pelaku bisnis, cloud dapat meningkatkan kinerja bisnis dari segi efisiensi biaya, inovasi, dan memudahkan pengguna mengelola layanan.

“Tidak ada spesifik industri yang terkecualikan. Mulai dari UMKM, menengah, besar, industri perbankan, healthcare, manufacturing, retail, bahkan pemerintahan dan masyarakat tidak terkecualikan menggunakan cloud computing. Pemda Jabar dan Bali sudah menggunakan AWS untuk bisa meningkatkan layanan masyarakat, jadi tidak ada satu pun bisnis yang belum membutuhkan cloud,” pungkasnya.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU