Lampaui Target WHO, Indonesia Masuk 10 Besar Negara dengan Suntikan Vaksin Terbanyak
Advertorial | 25 September 2021, 19:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia berhasil melampaui target vaksinasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan masuk dalam daftar 10 besar negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro. Dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (24/9/2021).
“Indonesia sudah melampaui target 10 persen, bahkan sudah mencapai benchmark atau target 40 persen pemberian dosis pertama di minggu ini. Sedangkan sebanyak 22,73 persen dari 208.265.720 sasaran vaksinasi di Indonesia sudah menerima dosis kedua. Prestasi ini menempatkan Indonesia di 10 besar negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia,” jelas Duta Adaptasi Kebiasaan Baru ini.
WHO telah menargetkan agar setiap negara memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasinya pada September 2021 dan setidaknya 40 persen warga pada akhir tahun ini. WHO juga menargetkan 70 persen populasi dunia telah tervaksinasi pada pertengahan tahun depan.
Kesuksesan ini, menurut Reisa, dicapai berkat ketersediaan stok dan distribusi vaksin yang gencar dilakukan pemerintah ke seluruh daerah.
Baca Juga: Program Kartu Prakerja Diklaim Paling Bermanfaat, Ini Syarat Pendaftarannya
Per 24 September 2021, pemerintah telah menerima lebih dari 273,6 juta dosis vaksin, baik melalui jalur pembelian langsung, kerja sama global Covac Facility, atau hibah dari negara-negara sahabat.
Pada Januari 2021 hingga September 2021, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 179,8 juta dosis vaksin ke seluruh Indonesia.
Reisa menyebutkan, seluruh vaksin yang berhasil didatangkan ke Indonesia adalah buah kerja keras dan gotong royong banyak pihak. Di antaranya para penemu vaksin termasuk peneliti dari Indonesia, pekerja pabrik vaksin, petugas pengiriman, petugas bandara, petugas keamanan, petugas distribusi vaksin, juga para vaksinator yang melayani masyarakat.
Semua jenis vaksin yang disediakan oleh pemerintah telah mendapatkan persetujuan WHO dan Badan POM. Oleh karena itu, Reisa mengimbau segenap bangsa Indonesia untuk menghargai perjuangan tersebut dengan cara segera vaksinasi dan tidak memilih-milih vaksin.
“Selain sebagai alat perlindungan terhadap risiko berat dan kematian akibat Covid-19, vaksinasi juga dapat membuat kita mengakses ruang publik yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi seperti mal dan gedung perkantoran,” tutur Reisa.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Akses KUR dan Regenerasi Petani Milenial
Untuk diketahui, aplikasi yang telah diunduh sekitar 40 juta orang ini menberikan informasi kapasitas maksimal ruang publik dan risikonya.
Selain itu, PeduliLindungi membantu masyarakat untuk menyimpan sertifikat vaksin serta data hasil tes secara digital. Aplikasi ini juga terhubung dengan Electronic Health Alert Card (E-Hac) yang menjadi syarat penerbangan.
Aplikasi PeduliLindungi juga digunakan dalam kegiatan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX Papua mulai saat keberangkatan, kedatangan, keluar-masuk lokasi, serta untuk menyimpan hasil tes Covid-19.
Reisa mengingatkan, penyelenggaraan PON XX Papua menjadi modal penting bagi Indonesia yang akan menggelar beberapa kegiatan olahraga internasional, seperti World Superbike 2021 dan Grand Prix Moto GP 2022.
Tak hanya itu, Indonesia juga tengah bersiap ditunjuk menjadi Presiden G20 dan akan dilanjutkan dengan Indonesia menjadi Ketua ASEAN pada 2023.
“Bila masyarakat ingin dunia kembali melirik Indonesia, kita harus mempertahankan prestasi mengendalikan Covid-19. Sukseskan vaksinasi secepat mungkin, merata di semua kelompok termasuk lansia dan penyandang disabilitas,” pungkasnya.
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kompas TV