Program Pemerintah untuk Bangkitkan Industri Ekraf di Masa Pandemi
Advertorial | 3 September 2021, 13:16 WIBDukungan dan kolaborasi banyak pihak
Guna lebih mendorong kinerja industri ekraf, pemerintah memberikan pertolongan berupa bantuan sosial tunai (BST), sembako, program pemulihan dalam wujud bantuan permodalan, serta penormalan berupa pembukaan jalur distribusi baru bagi pelaku ekraf dan UMKM, termasuk pasar internasional.
Hal serupa pernah disebutkan Ridwan Kamil. Menurutnya, para pelaku ekraf di Jawa Barat yang membutuhkan bantuan dapat menyampaikannya melalui dinas terkait, atau menghubunginya langsung melalui media sosial.
Daya ungkit juga tak henti diberikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara nasional. Salah satunya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diwujudkan dalam dana stimulus Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan PEN untuk pelaku ekraf perfilman.
Direktur Tata Kelola dan Ekonomi Digital Kemenparekraf, Selliane Halia Ishak, saat yang sama menjelaskan bahwa stimulus BBI akan diluncurkan dalam bentuk pemberian voucher untuk meningkatkan jumlah transaksi produk ekraf melalui e-commerce.
“Jadi penerima manfaatnya adalah para produsen,” ujar Selliane.
Insentif ini bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM segera on board ke platform digital. Total anggaran program ini mencapai Rp 200 miliar dan sekarang tengah dalam masa promosi.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tembus 100 Juta Suntikan, Pemerintah Ingatkan untuk Tetap Jaga Prokes
Untuk mendapatkan bantuan ini, pelaku ekraf harus memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya produk buatan Indonesia, produsen adalah warga negara Indonesia, memiliki Nomor Izin Berusaha, punya sertifikat merek, dan lainnya.
CEO THENBLANK, Mutiara Kamila Athiyya, sebagai salah satu pelaku ekraf yang pernah menerima bantuan merasa sangat terbantu.
Pengusaha muda ini pernah mendapatkan Bantuan Subsidi Upah serta insentif pajak dari pemerintah. Ketika berhasil bangkit, Mutiara terdorong untuk memberikan bantuan kepada pelaku ekraf lain yang terdampak pandemi.
Misalnya dengan membagikan 3000 meter kain kepada UMKM bidang fashion dan dikirim langsung ke seluruh Indonesia.
Ia juga berencana melakukan beberapa kolaborasi dengan musisi atau pengusaha kuliner, agar semakin banyak pelaku ekraf yang pulih dari tekanan pandemi.
Kendati pandemi tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat, dengan upaya adaptif, inovatif, dan kolaboratif, sektor usaha diharapkan dapat kembali bangkit dan berdaya untuk negeri.
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kompas TV