> >

Pemberdayaan UMKM Penting Dimulai dengan Proteksi Risiko Bisnis

Advertorial | 19 Maret 2021, 08:00 WIB
Webinar bertema Penguatan UMKM Menuju Ketahanan Ekonomi Nasional yang tayang di YouTube KompasTV, (10/3/2021). (Sumber: KompasTV)

Saat Pandemi Covid-19 melanda, sambung Perry, para pelaku UMKM dipaksa untuk beradaptasi memaksimalkan berbagai saluran yang selama ini belum tergarap dari segi produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan, hingga iklim usaha.

Pria yang juga menjabat sebagai Dirut Bank Indonesia (BI) ini menilai, proteksi risiko bisnis UMKM harus segera dilakukan guna meringankan dan mempercepat pemulihan ketika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Perry menegaskan, pemerintah telah menyiapkan 4 program untuk mengembangkan UMKM:

1. Memberikan kewirausahaan kepada pelaku UMKM melalui bantuan teknis mulaidari produksi, pembukuan keuangan, hingga pemasaran

2. Membantu akses keuangan

3. Mendorong UMUM untuk menggunakan layanan digital atau digitalisasi, dan

4. Memperluas pemasaran UMKM

Perry menyebutkan, instruksi Presiden sangat jelas melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Selain itu, terdapat program berwisata di Indonesia saja, sehingga mendorong pemasaran produk UMKM.

Kontribusi perbankan

Dari sisi perbankan, BRI menjadi salah satu perbankan yang fokus untuk meningkatkan kewirausahaan UMKM.

Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Supari mengatakan pihaknya terkena dampak dari pandemi Covid-19 karena sekitar 82 persen portofolionya ialah sektor UMKM.

“Pada bulan kedua mereka sudah tidak punya tabungan lagi, modal kerja sudah dipakai untuk biaya hidup. Sekarang sudah 1 tahun pandemi, BRI terus membantu untuk meningkatkan daya saing mereka,” ujar Supari.

Ia menyebutkan, tantangan UMKM Indonesia 90 persen masih terdapat pada level tradisional. Rasio wirausahawan hanya 3,46 persen atau lebih kecil dibandingkan dengan Singapura yang sekitar 7 persen.

Menurutnya, kontribusi sektor UMKM untuk ekspor juga masih kecil, yakni sekitar 14,37 persen atau lebih rendah dari Vietnam yang sebesar 17 persen, Thailand 27,4 persen, dan Filipina sebanyak 13,2 persen.

BRI juga aktif berkontribusi lebih dalam percepatan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Perseroan, katanya, sangat aktif menyalurkan sejumlah program pemulihan ekonomi yang digulirkan pemerintah, seperti restrukturisasi, KUR dan lainnya.

“UMKM memang sangat rentan. Ada yang bisa bertahan, ada yang menemukan titik efisiensi baru sehingga bisa bangkit, ada juga kelompok yang justru tumbuh,” tutupnya.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU