Kompas TV advertorial
advertorial

Kolaborasi Swasta dan Publik untuk Solusi Air Berkelanjutan di World Water Forum ke-10 Bali

Kompas.tv - 29 Mei 2024, 20:10 WIB
kolaborasi-swasta-dan-publik-untuk-solusi-air-berkelanjutan-di-world-water-forum-ke-10-bali
Menparekraf Sandiaga saat berbicara dalam 10th World Water Forum-High Level Panel The Role of the Private Sector in Meeting Goals of SDG6 di Bali Nusa Dua Convention Centre, Rabu (22/5/2024) (Sumber: Dok. Media World Water Forum)
Penulis : Adv Team

Hingga saat ini, lanjut Vera, Danone Indonesia telah berpartisipasi secara aktif dengan tujuh forum Daerah Aliran Sungai di wilayah operasionalnya, termasuk di Cisadane, Cicatih dan Cibeleng di Jawa Barat; Pusur di Jawa Tengah; Rejoso dan Pandaan di Jawa Timur; serta Ayung di Bali.

Untuk memperkuat penerapan tata kelola yang baik, Danone juga memperkenalkan Pembayaran Jasa Lingkungan (PES) sebagai skema untuk memberikan kompensasi finansial untuk konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang baik.

Vera menegaskan, komitmen Danone Indonesia dalam menjalankan tata kelola air juga diimplementasikan dalam proses produksi, di mana Danone berupaya untuk mendorong efisiensi penggunaan air dalam sistem produksi.

Upaya itu diwujudkan dengan pengurangan penggunaan air (Total Water Utilization/Water Ratio) yang merupakan perbandingan air yang digunakan untuk memproduksi satu liter produk. 

"Semakin kecil nilai rasio tersebut maka semakin efisien pemakaian air untuk produk dan proses produksi. Hingga 2020, Danone-AQUA berhasil mencapai target water ratio sebesar 1,15 guna menjaga ekosistem air.

Selain itu, juga mengimplementasikan prinsip reduce, reuse, recycle, reclaim (4R) dalam pemanfaatan air di seluruh fasilitas produksi," ujar Vera.

Vera juga menekankan bahwa partisipasi Danone dalam World Water Forum 2024 merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan untuk turut aktif dalam upaya kolektif global mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6, yaitu menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh dunia. 

"Kami melihat forum ini sebagai sarana memperluas akses pertukaran informasi dan jaringan untuk mendorong berbagai aksi kolektif program pengelolaan sumber daya air yang dapat menjawab berbagai tantangan permasalahan air," kata Vera.

Target dampak positif yang ditetapkan Danone Indonesia lebih dari sekadar mengurangi penggunaan air, namun juga untuk mencapai positive water impact, yaitu mengembalikan lebih banyak air ke masyarakat dan lingkungan melebihi dari yang digunakan dalam proses produksi. 

"Komitmen perusahaan dalam mewujudkan positive water impact diturunkan ke dalam Kebijakan Air Danone (Danone Water Policy) yang berfokus pada tiga pilar, yaitu, melindungi sumber daya air, mendorong sirkularitas air dalam sistem produksi dengan mengurangi penggunaan air (total penggunaan air/rasio air) serta memberikan akses air bersih dan sanitasi melalui program WASH (Water Access, Sanitation and Hygiene) bagi masyarakat Indonesia. Danone Indonesia telah berhasil menyediakan akses air bersih bagi lebih dari 500.000 orang," ujar Vera.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga menekankan pentingnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sumber daya air, terutama dalam mendukung terciptanya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. 

Menparekraf Sandiaga saat berbicara dalam "10th World Water Forum-High Level Panel 'The Role of the Private Sector in Meeting Goals of SDG6" di Bali Nusa Dua Convention Centre, Rabu (22/5/2024), menyampaikan bagaimana Indonesia mengambil suatu kepemimpinan untuk mengonversikan peluang-peluang yang ada guna mewujudkan pariwisata berkelanjutan khususnya dalam pengelolaan sumber daya air.

Hal itu sejalan dengan tren pariwisata ke depan yang lebih personalized, customized, localized, juga smaller in size.

"Bagaimana semua fasilitas pariwisata dan ekonomi kreatif harus mengadopsi prinsip-prinsip untuk pengelolaan air dengan bijaksana, mengelola air untuk masa depan," kata Menparekraf Sandiaga.

Pemerintah dikatakan Sandiaga tentu tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan serta kolaborasi dari berbagai pihak, terutama pihak swasta. Tidak hanya untuk menanamkan investasi tapi juga menghadirkan inovasi dan adaptasi.

"Bukan hanya mencari profit semata tapi berkolaborasi untuk menghadirkan hak-hak asasi manusia yaitu akses terhadap air bersih terhadap sanitasi dan juga higienitas," ujar Sandiaga.

Pemerintah akan terus mendorong dengan menghadirkan regulasi yang bisa mendorong lebih banyak keterlibatan sektor swasta di pengelolaan air terutama di sektor pariwisata.

Baca Juga: World Water Forum Ke-10 Resmi Ditutup oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

Seperti dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dihadirkan di Bali yakni KEK Kura Kura dan KEK Sanur. Kedua KEK tersebut, selain menawarkan berbagai kemudahan dalam investasi, juga berfokus pada investasi yang mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan.

"Itu adalah sesuatu yang kami tangani dengan sangat serius dalam praktik pengelolaan air berkelanjutan sehingga kami dapat melindungi sumber daya air kami dan meningkatkan destinasi kami serta menjadikan sektor pariwisata kami lebih menarik dan tangguh," jelas Sandiaga.

Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi juga menjadi hal yang sangat penting bagi dunia usaha dalam mendukung praktik pengelolaan sumber daya air berkelanjutan sesuai tema World Water Forum 2024 atau Forum Air Sedunia ke-10 itu. 

"Investasi di bidang air ini memang jangka panjang dan itu yang saya sebut sebagai bagian dari adaptasi. Dunia usaha tidak boleh mencari untung hanya dalam waktu jangka pendek tapi melihat jangka panjang. Kedua, ini adalah bisnis berisiko, oleh karena itu kita harus berinovasi untuk mengurangi risikonya dan melakukan stabilisasi dari pendapatan kita," tutur Menparekraf Sandiaga.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x