KOMPAS.TV – Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan informasi dugaan bunuh diri nasabah AdaKami, yang disusul pernyataan pihak kepolisian bahwa tidak ada korban yang ditemukan, sepertidigambarkan akun X yang memviralkan cerita tersebut.
Tak cuma satu, postingan dengan alur cerita serupa mengangkat cerita dari pihak ketiga banyak diposting netizen untuk menarik perhatian penonton.
Di saat bersamaan, pertumbuhan komunitas gagal bayar, joki online, dan judi online semakin marak belakangan turut memperburuk keadaan literasi keuangan di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, AdaKami menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia masih rentan dengan mis-informasi terutama yang beredar di media sosial.
Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss menuturkan, situasi ini mendorong dan memperkuat kepercayaan AdaKami bahwa literasi masyarakat perlu terus diupayakan.
Baca Juga: Update Kasus Dugaan Nasabah AdaKami Bunuh Diri, Kapolres OKU: Korban Tidak Terkait Pinjol
"Terutama di sektor keuangan digital, kemampuan dasar yang harus dimiliki tidak hanya terbatas dalam mengatur keuangan dengan bijak, tapi juga kemampuan mencari dan mencerna dan membagikan informasi yang berdasar dan terpercaya," kata Jonathan.
Sejak beroperasi pada 2019, AdaKami terus aktif dan meningkatkan kegiatan edukasi masyarakat melalui berbagai channel, baik offline, online, dan secara broadcast.
Beberapa kampanye komunikasi berfokus pada ajakan kepada masyarakat untuk menjadi bagian dari Generasi Bijak Finansial Bersama AdaKami, dengan beberapa highlight seperti:
Baca Juga: [FULL] Keterangan AdaKami dan AFPI Terkait Progres Investigasi Dugaan Nasabah Pinjol Bunuh Diri
Menurut Jonathan, diskusi mengenai gagal bayar, judi online, joki pinjol terlihat jauh lebih menarik, terlebih untuk masyarakat dengan mindset casino atau yang ingin cepat kaya jika dibandingkan topik diskusi Generasi Bijak Finansial.
Tidak heran, tambah Jonathan, komunitas ini bertumbuh subur, karena masyarakat masih ingin digelitik dengan informasi yang mendorong mereka untuk lari dari tanggung jawab.
Selama periode September dan Oktober, AdaKami mengedepankan komunikasi layanan Customer Service Resmi di 15000-77 atau melalui [email protected].
Jonathan menambahkan, selama periode tersebut, AdaKami melihat ada lonjakan pelaporan nasabah yang memilih menerima bantuan dari WhatsApp oleh orang tidak dikenal. Pihak mencurigakan tersebut kemudian mengarahkan mereka melakukan transaksi di luar ketentuan aplikasi AdaKami.
"Pantauan kami juga menunjukkan jumlah akun palsu yang mengatasnamakan Adakami meningkat, bahkan dipromosikan melalui iklan,” lanjut Jonathan.
Hal ini menjadi kepedulian utama AdaKami, melihat dampak kerugian yang dialami nasabah akibat kurangnya kewaspadaan dalam mencerna informasi dan bertransaksi digital.
Adakami terus menghimbau masyarakat untuk terus berhati-hati dan lebih bijak dalam mencerna informasi terkait produk keuangan dan sebelum melakukan transaksi keuangan, dalam konteks seluruh produk keuangan.
Baca Juga: Peran Platform AdaKami dalam Meningkatkan Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia
“Banyaknya informasi yang beredar mengenai AdaKami memang bisa mengecoh masyarakat, terutama yang masih awam dalam transaksi dan produk keuangan, penting bagi masyarakat untuk terus meninjau kembali informasi yang didapatkan,” pungkas Jonathan.
Terutama kepada nasabah AdaKami, Jonathan mengingatkan pentingnya mengetahui dan hanya menghubungi channel resmi Adakami:
AdaKami yakin,ketika masyarakat sudah memiliki literasi yang cukup dan mampu memilah informasi dan memiliki pemahaman keuangan yang baik, maka minat dan demand terhadap pinjol ilegal, judi online, joki pinjol, dan gerakan gagal bayar akan menurun bahkan menghilang.
Hal inilah yang menjadi kunci kesuksesan keuangan nasional, ketika masyarakat mampu melakukan transaksi keuangan secara etis dan legal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.