Menurut Edi, dalam era globalisasi saat ini, keuangan perusahaan dan perbankan menjadi salah satu aspek kritis yang dapat mempengaruhi kinerja serta kelangsungan bisnis.
”Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien menjadi keharusan bagi perusahaan agar bisa tetap berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Di dalam struktur perbankan dan perusahaan, bagian treasury lah yang memiliki peran sangat vital dalam mengelola aset, utang, dan risiko keuangan. Maka dari itu, kami selenggarakan acara ini,” tegasnya.
Dalam Treasury Talk tersebut, bankjatim juga memberikan apresisasi berupa award terhadap Counterparty dari BPD sebagai wujud sinergitas antar bank.
Penghargaan yang diberikan yaitu Most Active Treasury Transaction kepada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) dan Most Active GMRA Transaction kepada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng).
Sementara itu, berdasarkan Blue Print Pasar Uang (BPPU) Bank Indonesia 2025 tentang penyelenggaraan pasar uang, bankjatim telah mempersiapkan diri menjadi salah satu Primary Dealer untuk mendukung pelaksanaan transaksi operasi moneter.
Caranya yaitu melakukan peningkatan Transaksi GMRA pada Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Dari berbagai perbankan di Indonesia, terutama antar BPD Se-Indonesia, tercatat pertumbuhan Transaksi GMRA Bank Jatim selama 2023 adalah sebagai berikut:
”Dalam pengembangan transaksi trade finance, Bank Jatim juga turut memberi dukungan pendampingan dan coaching kepada UMKM yang siap ekspor berupa layanan informasi standard prosedur ekspor, kurasi produk, serta mengadakan business matching, penyusunan strategi sampai dengan rencana ekspor, praktik bisnis dan negosiasi,” tutur Edi.
Tidak hanya itu saja. Bank Jatim juga melayani pelaku usaha dalam hal penerbitan atau menerima Letter of Credit pada skala internasional dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri untuk skala domestik.
Tujuannya, memitigasi risiko dalam hal penagihan atau pembayaran terdahap klien yang terkendala pada perbedaan jarak dan geografis serta perbedaan karakter yang dapat menyebabkan kondisi diantara kedua belah pihak.
Pada intinya, lanjut Edi, dalam pengembangan Transformasi BPD pada bisnis transaksi trade finance, kolaborasi bankjatim dengan BPD lainnya sangatlah penting.
Sebab, hal tersebut akan mempengaruhi peningkatan ekonomi antar daerah dalam pengembangan transaksi ekspor impor yang otomatis berdampak terhadap pertumbuhan devisa.
"Semoga dengan event Treasury Talk ini bisa menjadi pengantar untuk memperluas sinergitas dan kerjasama bankjatim dengan berbagai pihak demi mewujudkan kerjasama bisnis yang baik secara sustainable,” tegasnya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.