JAKARTA, KOMPAS.TV – Memasuki penyelenggaraan ke-35, pameran alat kesehatan Indonesia International Hospital Expo akan diselenggarakan 18–21 Oktober 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.
Hospital Expo ke-35 yang menargetkan kalangan rumah sakit dan masyarakat umum ini diproyeksikan akan dikunjungi 12 ribu pengunjung setiap harinya.
Sementara, jumlah peserta pameran mencapai 569 perusahaan yang terdiri atas 60 persen perusahaan nasional dan 40 persen perusahaan internasional asal Tiongkok, Taiwan, Jepang, Korea, Singapura, Thailand, Malaysia, Austria, Belgia, dan Rusia.
Berbagai alat kesehatan terkini dipamerkan di Hospital Expo, seperti perangkat diagnosa, baju seragam, alat tindakan gawat darurat, mesin laundri, tempat tidur perawatan hingga peranti teknologi informasi.
Tidak hanya menargetkan kalangan rumah sakit, pameran ini juga menyediakan berbagai alat kesehatan untuk kepentingan pribadi seperti alat cek gula darah, termometer, kursi roda, kruk, hingga pemerah ASI bagi masyarakat umum.
Selain itu, Hospital Expo juga didedikasikan untuk menjadi ajang edukasi kesehatan dan mendukung kualitas layanan rumah sakit.
Dukung Kualitas Layanan Rumah Sakit
PT Okta Sejahtera Insani (PT OSI) selaku penyelenggara Hospital Expo yang diwakili Direktur Operasional & SDM PT OSI dr. Tony S Natakarman menjelaskan, penyelenggaraan Hospital Expo juga berkolaborasi dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).
Baca Juga: Jepang Berminat Tingkatkan Sertifikasi Halal Obat dan Alat Kesehatan dengan Indonesia
Pada lokasi dan waktu bersamaan, PERSI melaksanakan Seminar Nasional ke-19 dan Seminar Tahunan Patient Safety ke-17, bertema Sumber Daya Lokal, Berdaya Saing Global.
Pimpinan dan manajemen RS seluruh Indonesia memang sudah memasukan pameran ini sebagai agenda tahunan untuk berbelanja kebutuhan, baik membeli peralatan baru maupun melakukan peremajaan peralatan.
Hospital Expo yang diselenggarakan rutin sejak 1978 mempertemukan produsen dan konsumen, serta menjadi sarana informasi kemajuan teknologi kedokteran nasional dan internasional.
Tak ketinggalan, PT OSI turut berkontribusi kepada masyarakat dengan menyelenggarakan sesi talkshow kesehatan guna mendukung upaya promotif dan preventif kesehatan.
Talkshow Edukasi Kesehatan untuk Masyarakat
Hospital Expo kali ini menggelar dua talkshow yang diselenggarakan di Hall B JCC, pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Talkshow pertama bertema “Menunda Proses Menua” yang menghadirkan motivator kesehatan dan penulis Dr. Handrawan Nadesul akan diselenggarakan pukul 10.00–12.00 WIB.
Pada acara talkshow akan dibagikan 10 buku ”Sehat Itu Murah” karya pembicara sebagai doorprize.
Dr. Handrawan Nadesul menjelaskan, pemahaman tentang proses penuaan dan upaya yang dapat ditempuh untuk menundanya sangat penting.
”Kini makin sedikit yang mati tua, karena 95 persen kematian disebabkan penyakit, hanya 5 persen yang disebabkan mati tua. Perlu dicatat pula, kematian prematur telah merenggut 388 juta jiwa di seluruh dunia pada 2018, pemicu utamanya adalah kekeliruan memilih gaya hidup,” kata Dr. Handrawan Nadesul.
Dr. Handrawan Nadesul mengingatkan, tubuh kita yang selalu membersamai sepanjang hidup sehingga masyarakat harus memahami, nasib kesehatan ada di tangan masing-masing individu.
Menurut Dr. Handrawan Nadesul, semua manusia di muka bumi secara genetik sama, tetapi gaya hidup sehat dapat mengulur umur dan mencegah kematian prematur.
“Maka, teruslah katrol daya tahan tubuh untuk melawan bibit penyakit. Perlu dicatat pula, makin tua, daya tahan tubuh makin menurun sehingga diperlukan kecukupan gizi, suplemen vitamin dan mineral, serta peningkat kekebalan,” kata Dr. Handrawan.
“Ingat, di belakang kejadian kanker, ada 200 penyakit kompleks yang dapat dicegah, jangan lupakan pula asupan protein. Untuk kesehatan otak, lakukan senam otak karena otak akan menyusut jika tak dipakai. Biasakan terus berpikir, berbicara, dan membaca,” pungkasnya.
Pada talkshow kedua yang berlangsung pukul 13.00–15.00 WIB menghadirkan Yayasan Multipel Sklerosis Indonesia. Narasumber yang dihadirkan adalah Dr. dr. Riwanti Estiasari, Sp.S (K)
Talkshow kedua bertema ”Penyakit Autoimun Multipel Sklerosis (MS) & Neuromyelitis Optica (NMO): Serupa Tapi Tak Sama” berlangsung pukul 13.00 hingga 15.00 WIB menghadirkan Yayasan Multipel Sklerosis Indonesia.
Dr. dr. Riwanti Estiasari, Sp.S (K) serta pendiri dan Presiden Yayasan Multipel Sklerosis Indonesia R.A. Kanya Puspokusumo hadir sebagai narasumber mengupas topik “Hidup Bahagia MS & NMO, Memperbaiki dan Meningkatkan Kualitas Hidup Penyandang MS & NMO”.
MS dan NMO adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan lesi inflamasi dan demielinisasi pada sistem saraf pusat.
MS dan NMO sering disebut sebagai penyakit 1000 wajah, karena banyak gejala MS dan NMO yang mirip satu sama lain, atau bahkan mirip dengan gejala penyakit-penyakit lainm yaitu kesemutan, gangguan penglihatan, sesak napas, hingga kelumpuhan.
Kanya menjelaskan, jika dibandingkan 22 tahun lalu ketika pada 2001 ia terdiagnosis MS, kini pemahaman masyarakat sudah jauh lebih baik. Masyarakat cukup banyak yang mengetahui bahwa MS dan NMO adalah 2 jenis penyakit autoimun.
Namun, masih banyak yang belum mengetahui dua penyakit autoimun tersebut secara lebih detail, terutama tentang gejala, perjalanan penyakit, dan cara menghadapi saat terdiagnosis MS atau NMO.
Kurangnya pengetahuan tersebut memicu stigma, misalnya mengaitkan gejala fatigue atsu kelelahan berlebihan tanpa sebab yang jelas yang dialami penyandang MS dan NMO dengan kemalasan.
Ada pula stigma tentang gejala yang muncul tak terduga dan bersifat hilang timbul, yang biasanya dianggap perilaku berpura-pura sakit dan atau mencari perhatian.
”Edukasi berupa talkshow ini diharapkan mampu sedikit demi sedikit mengikis stigma tersebut dan membuat mata masyarakat jauh lebih terbuka, hingga pemahaman tentang MS dan NMO bisa setara dengan pemahaman masyarakat tentang penyakit yang jauh lebih ‘populer’ seperti kanker, jantung, diabetes, atau seperti penyakit autoimun lupus. ujar Kanya.
Kanya menegaskan, kesalahpahaman tentang MS dan NMO juga berisiko pada memburuknya sebuah penyakit hingga tingkat yang fatal sehingga kesadaran pada penyakit MS dan NMO ini sangat penting untuk terus ditumbuhkan.
”Termasuk bagaimana jika ada orang di sekitar Anda, misalnya pasangan, anak, kerabat, teman yang menyandang MS dan NMO,” tutupnya.
Pusat Pameran Alat Kesehatan Asia Tenggara
Secara optimis, PT OSI berharap Hospital Expo 2023 bisa menjadi pusat pameran alat-alat kesehatan dan kebutuhan rumah sakit di tingkat Asia Tenggara.
Kalangan masyarakat luas dapat berpartisipasi pada rangkaian Hospital Expo, untuk mencari alat-alat kesehatan, mengikuti talkshow, melakukan pemeriksaan gratis, seperti pengecekan gula darah, golongan darah, tekanan darah, lemak tubuh, asam urat, kolesterol, serta donor darah.
Untuk masuk area Hospital Expo ke-35, cukup registrasi dan menyumbang ke PMI DKI Jakarta sebesar Rp10.000.
Anda juga bisa mengisi formulir registrasi di tautan berikut yang juga memuat media sosial Hospital Expo.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.