Kompas TV berita partner

Pertama di Indonesia, PLN Resmikan Green Hydrogen Plant 100 dari EBT

Kompas.tv - 17 Oktober 2023, 18:23 WIB
pertama-di-indonesia-pln-resmikan-green-hydrogen-plant-100-dari-ebt
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat menyampaikan sambutan dalam acara peresmian Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta, Senin (9/10). (Sumber: Dok. PLN)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TV – PLN lewat subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) kini telah mampu memproduksi 51 ton hidrogen hijau (green hydrogen) melalui Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia.

Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia ini berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta.

Green hydrogen (hidrogen hijau) merupakan hidrogen yang diproduksi menggunakan sumber energi terbarukan atau proses ramah lingkungan.

Sumber energi yang digunakan dalam elektrolisis air ini sering berasal dari sumber energi terbarukan, seperti panel surya, turbin angin, atau tenaga air.

Bahan bakar ini diklaim mengeluarkan uap air serta tidak meninggalkan residu di udara atau menambah emisi karbon.

Selain ramah lingkungan, hidrogen hijau bisa digunakan untuk bahan bakar kendaraan, sektor industri, seperti pembuatan baja, produksi beton, pembuatan bahan kimia, dan pupuk.

Baca Juga: Indonesia MotoGP Mandalika 2023 Sukses Digelar dengan Listrik PLN Tanpa Kedip

Karena itu, green hydrogen dianggap lebih bersih dan berkelanjutan daripada hidrogen yang diproduksi dengan cara lain.

Dengan meningkatnya fokus pada energi terbarukan dan penurunan emisi karbon, green hydrogen menjadi semakin penting dalam upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari produksi dan penggunaan hidrogen.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, GHP merupakan hasil inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menjawab tantangan transisi energi. 

Darmawan menambahkan, GHP merupakan wujud nyata dari kolaborasi bersama Kementerian ESDM. 

“Karya Inovasi ini kami lakukan dalam menjawab transisi energi. Memaksimalkan existing facility yang ada di PLTGU Muara Karang, kemudian kami lakukan inovasi dengan memanfaatkan 100 persen EBT menjadi green hydrogen," tegas Darmawan.

Baca Juga: Green Hydrogen Plant, Komitmen PLN Dukung Transisi Energi

Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah mengatakan hydrogen plant sudah ada di pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Muara Karang untuk memproduksi hidrogen yang digunakan untuk mendinginkan mesin pembangkit listrik. 

Dari empat electrolyzer yang terpasang pada hydrogen plant, unit pembangkit (UP) Muara Karang bisa menghasilkan 51 ton per tahun. 

Dari total produksi hidrogen tersebut, PLN Nusantara Power hanya memanfaatkan 8 ton per tahun untuk pendingin generator pembangkit dan keperluan operasional PLTGU Muara Karang.

Sementara itu, sisa produksi hidrogen sebesar 43 ton dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lain. Jika untuk kendaraan, jumlah tersebut mampu menggerakkan sekitar 650 mobil untuk menempuh jarak 100 km tiap hari dalam 1 tahun.

Dirut PLN Darmawan menambahkan, bila saat ini emisi 10 kilometer kendaraan bahan bakar minyak sebesar 2,4 kg CO2, maka dengan menggunakan green hydrogen yang emisinya 0, artinya bisa menghindarkan emisi hampir 6 ribu ton CO2e per tahun.

Baca Juga: Produksi Green Hydrogen PLN Disambut Positif BRIN Hingga Pelaku Industri Otomotif

“Kami melihat peluang di dalam operasional peralatan hydrogen plant dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan green hydrogen sebagai value creation yang bisa memberikan nilai tambah bagi bisnis kami,” ucap Ruly.

Berdasarkan potensi yang ada, PLN Nusantara Power melakukan inovasi dengan memanfaatkan solar PV yang sudah terpasang di Kawasan PLTGU Muara Karang ditambah Renewable Energy Certificate (REC) dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang. 

Dengan cara tersebut, PLN Nusantara Power (PLN NP) optimis dapat memproduksi 100 persen hidrogen hijau.

“Kini, selain untuk pendingin mesin pembangkit, hidrogen hijau juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk industri pupuk, industri bahan kimia, cofiring pembangkit, hingga untuk Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV),” ucap Ruly.

Tidak hanya untuk hidrogen, saat Covid-19 lalu, PLN NP juga melakukan inovasi dengan menghasilkan oksigen untuk memenuhi kebutuhan medis yang tinggi. Saat itu, PLTGU Muara Karang mampu menghasilkan sekitar 1 ton oksigen per hari.  

Baca Juga: Resmikan Plant Pertama di Indonesia, KESDM: "PLN Miliki Cara Paling Cepat Hasilkan Green Hydrogen"

Rencana PLN Tingkatkan Produksi Green Hydrogen

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan skala produksi hidrogen hijau. 

Menurut Darmawan, kehadiran hidrogen hijau akan menjadi salah satu jawaban untuk menghadapi transisi energi.

“Hidrogen hijau ini adalah salah satu jawaban untuk menghadapi transisi energi. Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi ini, agar dapat mendorong hidrogen hijau ini berkembang di Indonesia,” jelas Darmawan.

Dirinya menambahkan, ke depan, PLN terus mengembangkan GHP di 15 pembangkit lain milik PLN. Dari total tersebut diperkirakan memiliki potensi kapasitas hidrogen mencapai 222 ton per tahun.

“Sama seperti kendaraan listrik, di mana kami menjadi pionir dalam pembentukan ekosistem. Dengan ini kami yakin, PLN akan menjadi key player dalam penyediaan hidrogen hijau untuk berbagai kebutuhan, khususnya untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen,” tutup Darmawan.

Baca Juga: PLN ULP Kayuagung Sosialisasikan Transformasi Produk dan Layanan Kelistrikan kepada Masyarakat

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi inovasi nyata PLN yang sudah mampu memproduksi green hydrogen melalui GHP di Muara Karang.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi, kehadiran GHP tersebut menjadi sebuah inisiasi yang baik untuk mendukung upaya pengembangan energi bersih di Indonesia.

Yudo, saat peresmian GHP pada Senin (9/10) menyampaikan, awalnya pihaknya mengira untuk bisa menghasilkan hidrogen hijau ini akan butuh waktu lama karena memakai panas bumi dan solar panel. 

"Ternyata inovasi yang dilakukan oleh PLN mampu mempercepat produksi green hydrogen di Indonesia," ucap Yudo.

“Hidrogen hijau merupakan game changer terhadap tantangan transisi energi global. Karena itu, penggunaan hidrogen hijau sebagai bahan bakar alternatif akan dibutuhkan banyak industri di masa mendatang,” jelas Yudo.

Tahun ini, pemerintah lewat Kementerian ESDM tengah merampungkan peta jalan hidrogen nasional. Langkah akseleratif PLN dalam mengoperasikan GHP pertama di Indonesia ini menjadi bukti dan penguat dari peta jalan strategi hidrogen nasional.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x